Lamaran Paling Gokil! Pria Turki Coba Jadi CEO OpenAI di 2025

Lamaran Paling Gokil! Pria Turki Coba Jadi CEO OpenAI di 2025
Lamaran Paling Gokil! Pria Turki Coba Jadi CEO OpenAI di 2025
0 Komentar

KBEOnline.id – Seorang pria asal Turki, Ömer Öztok, mendadak jadi sorotan setelah nekat mengajukan lamaran untuk posisi CEO OpenAI. Dalam surat aplikasinya, ia mengajukan ide-ide kontroversial yang terdengar mustahil, mulai dari menggantikan eksekutif dengan ChatGPT, menyarankan agar OpenAI membeli Google hanya demi merek dagang, hingga meminta 50 persen saham perusahaan jika dirinya diterima.

Respons Mengejutkan dari OpenAI

Bukannya diabaikan, OpenAI justru menanggapi lamaran tersebut dengan surat penolakan resmi yang ditulis profesional sekaligus jenaka. Surat itu bahkan diawali dengan kalimat penuh apresiasi: “We admire your boldness.”

Dalam isi surat, OpenAI menilai usulan Öztok sebagai ide yang “apocalyptic” alias terlalu ekstrem. Misalnya, melatih GPT-6 hanya dengan cuitan pribadi, menawarkan akses gratis ChatGPT Plus untuk tim AI Meta sebagai bentuk “pembajakan,” hingga usulan kepemilikan saham besar-besaran. Meski ditolak, surat tersebut ditutup dengan nada sopan: “We wish you luck in your future endeavors.”

Baca Juga:Nyaris Jadi Sutradara, Steven Spielberg Hampir Bawa Call of Duty ke Layar LebarMod Hollow Knight: Silksong Ramai dengan Fitur Casual-Friendly

Viral di LinkedIn, Jadi Sorotan Global

Kisah ini makin heboh setelah Öztok membagikan surat balasan itu di LinkedIn. Dalam unggahannya, ia menulis caption menantang: “I shot my shot… One day, I’ll overtake OpenAI. Just watch.”

Postingan itu langsung viral, menuai ribuan reaksi mulai dari yang terhibur hingga yang mengapresiasi keberaniannya. Nama Öztok pun jadi buah bibir di berbagai platform, sekaligus ikut mengangkat profil startup miliknya, Sondra.

Branding Personal dari Sebuah Penolakan

Fenomena ini menunjukkan bahwa penolakan tidak selalu berarti kegagalan. Justru, keberanian Öztok melangkah di luar kebiasaan berhasil mencuri perhatian global. Surat penolakan OpenAI yang seharusnya menutup peluang kariernya, malah menjadi panggung personal branding yang efektif.

Pelajaran yang Bisa Dipetik

Meski gagal meraih kursi CEO OpenAI, Öztok sukses memperlihatkan bahwa dalam dunia teknologi yang penuh kompetisi, berani berbeda bisa jadi aset berharga. Penolakan bisa berubah jadi peluang, dan keberanian terkadang lebih bernilai daripada hasil akhir.

0 Komentar