KBEOnline.id – Kelangkaan DevKit Nintendo Switch 2 kembali menjadi sorotan. Setelah sebelumnya ramai dibicarakan dalam ajang Gamescom 2025, kini isu tersebut diangkat kembali oleh studio pengembang game Free to Play yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Nintendo.
Eugene Nashilov, pimpinan studio yang mengembangkan game sepak bola UFL, menyampaikan klaim mengejutkan melalui wawancara dengan Football Gaming Zone. Ia menuduh Nintendo secara sengaja menahan DevKit untuk Switch 2 dari developer game gratis, termasuk timnya yang sudah melakukan pemesanan sejak awal tahun.
Menurut Nashilov, pihaknya tidak datang hanya dengan “permintaan kosong”. Studio UFL sudah menempuh prosedur resmi, tetapi hingga kini belum juga menerima perangkat pengembangan. Situasi ini menimbulkan kekecewaan karena timnya merasa Nintendo dengan sadar menelantarkan developer yang tidak termasuk dalam prioritas utama mereka.
Baca Juga:Lamaran Paling Gokil! Pria Turki Coba Jadi CEO OpenAI di 2025Phone 17 Akan Diumumkan Tengah Malam, Apple Goda Pengguna Android Berpindah
Keluhan Developer di Gamescom 2025
Pernyataan ini memperkuat sentimen yang sempat dilontarkan oleh developer lain di Gamescom 2025. Beberapa studio menilai bahwa Nintendo hanya mendistribusikan DevKit Switch 2 kepada daftar developer eksklusif yang mereka pilih sendiri.
Bahkan, ada studio yang mengaku diarahkan untuk tetap merilis game di konsol Nintendo Switch generasi pertama, kemudian meng-upgrade ke Switch 2 melalui dukungan backward compatibility. Langkah ini dinilai menghambat proses kreatif sekaligus memperlambat kehadiran game baru yang dioptimalkan khusus untuk Switch 2.
Sikap Nintendo yang Masih Bungkam
Hingga kini, Nintendo belum memberikan tanggapan resmi terkait kelangkaan DevKit maupun tuduhan diskriminasi terhadap developer game Free to Play. Sikap bungkam ini menambah spekulasi bahwa perusahaan memang menerapkan kebijakan ketat dalam memilih mitra developer untuk ekosistem Switch 2.
Dampak ke Industri Game
Minimnya jumlah game pada Nintendo Switch 2 sejak peluncurannya dipandang memiliki korelasi erat dengan distribusi DevKit yang terbatas. Jika masalah ini tidak segera diatasi, Nintendo berpotensi menghadapi kritik lebih besar dari komunitas gamer maupun developer independen yang selama ini berperan penting dalam mendukung kesuksesan konsol generasi pertama.
(*)