Bubur Cilamaya, Sarapan Ikonik dari Karawang dengan Taburan Kerupuk Mie Melimpah

Bubur Cilamaya, Sarapan Ikonik dari Karawang dengan Taburan Kerupuk Mie Melimpah
Inilah Bubur Cilamaya, kuliner khas Karawang yang sudah melegenda dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
0 Komentar

KBEonline.id – Pagi hari di Cilamaya selalu punya cerita. Suara pedagang yang baru membuka lapak, aroma kopi hitam yang mengepul dari warung, hingga antrean kecil di depan gerobak bubur. Dari kejauhan, mungkin tampak seperti bubur ayam pada umumnya. Tetapi begitu mangkuk itu diletakkan di meja, ada sesuatu yang berbeda. Inilah Bubur Cilamaya, kuliner khas Karawang yang sudah melegenda dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Bubur ayam selalu punya tempat di hati orang Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki versinya sendiri. Jakarta dengan bubur ayam sederhana, Cirebon dengan kuah kuningnya yang segar, dan Brebes yang terkenal dengan kerupuk mie. Namun, Cilamaya menghadirkan sesuatu yang lebih berani.

Bayangkan bubur putih yang lembut, kemudian disiram kuah kental berwarna cokelat keemasan. Kuah ini bukan kuah kaldu biasa. Ia lahir dari racikan rempah dan kecap manis yang dimasak perlahan selama berjam-jam, hingga aromanya meresap sempurna. Gurih, manis, dan kaya rasa itulah yang membuat kuah kecap khas Cilamaya begitu ikonik.

Baca Juga:UPI Purwakarta dan UNIKOM Kembangkan Inovasi “Sate Maranggi Kemasan” Lewat Program PKM-K  3 Rekomendasi Toko Kecantikan dan Kesehatan di Galuh Mas Karawang, Ada Apa Saja, Ya?

Belum selesai di situ, toppingnya jadi kejutan tersendiri. Kerupuk mie ditaburkan dalam jumlah melimpah, menutupi hampir seluruh permukaan bubur. Suapan pertama langsung menghadirkan sensasi kontras antara lembutnya bubur berpadu dengan renyahnya kerupuk. Rasanya unik, berbeda, dan sulit dilupakan.

Keunikan inilah yang membuat Bubur Cilamaya sering dibandingkan dengan bubur ayam dari daerah lain. Bubur ayam Jakarta atau Bandung biasanya hanya diberi kecap asin dan manis tanpa kuah khusus. Bubur Cirebon punya kuah kaldu ayam kuning karena bumbu kunyit. Bubur Brebes memang memakai kerupuk mie, tapi kuahnya tidak sama.

Cilamaya mengambil sedikit ciri dari keduanya, namun tetap punya karakter sendiri. Lembutnya bubur mengingatkan pada Cirebon, kerupuk mienya menyerupai Brebes, tetapi kuah kecap kental yang kaya rempah adalah identitas asli Cilamaya.

Meski tak ada catatan pasti tentang siapa pencipta bubur ini, masyarakat Cilamaya sepakat bahwa Bubur Cilamaya adalah warisan kuliner turun-temurun. Ia bukan hanya makanan, melainkan bagian dari identitas daerah.

Salah satu nama yang sering disebut dalam cerita bubur ini adalah Nanang Tasim, atau yang akrab disapa Mang Gendut. Sejak 1997, ia menjaga resep keluarga yang diwariskan, menyajikan bubur Cilamaya dengan rasa yang konsisten. Dari generasi ke generasi, hidangan ini tetap bertahan, membuktikan bahwa cita rasa tradisi tidak pernah lekang oleh waktu.

0 Komentar