Kerja sama ini memperlihatkan bagaimana lintas institusi akademik bisa bersatu untuk satu tujuan yakni mencetak mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara teori, tetapi juga berani berinovasi di lapangan.
Ketua tim, Dian Permata Sari S.Kom., M.Kom, menjelaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar memperkenalkan produk. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana Sate Maranggi Kemasan bisa diterima masyarakat, terutama generasi muda.
“Melalui uji pasar ini, kami ingin melihat sejauh mana produk ini diterima oleh konsumen, khususnya kalangan mahasiswa. Selain itu, kami juga mengumpulkan data untuk pengembangan produk lebih lanjut,” jelasnya.
Baca Juga:3 Rekomendasi Toko Kecantikan dan Kesehatan di Galuh Mas Karawang, Ada Apa Saja, Ya?8 Rekomendasi Fast Food Hits di Galuh Mas Karawang, Dari Burger King hingga Domino's Pizza
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa setiap langkah dalam program ini berbasis riset. Data yang terkumpul menjadi dasar untuk memperbaiki kualitas, mulai dari rasa hingga desain kemasan.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Myrna Dwi Rahmatya S.Kom., M.Kom, dosen UNIKOM Bandung, yang melihat keterlibatan dosen dan mahasiswa lintas kampus sebagai langkah strategis. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya tentang produk kuliner, tetapi juga tentang proses hilirisasi inovasi dari ranah akademik menuju pasar nyata.
“Kami mendukung penuh pengembangan produk ini karena selain mengangkat nilai budaya kuliner, kegiatan ini juga memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam bagaimana berwirausaha dengan mengembangkan inovasi produk lokal daerah,” tuturnya.
Dari uji pasar tersebut, antusiasme konsumen cukup tinggi. Banyak mahasiswa menyatakan ketertarikan karena produk ini menawarkan kepraktisan, tanpa kehilangan rasa khas Sate Maranggi. Bahkan ada yang melihat peluang untuk menjadikannya sebagai oleh-oleh khas Purwakarta dengan format lebih modern.
Melihat respon positif itu, tim PKM-K sudah menyiapkan langkah lanjutan. Beberapa di antaranya adalah pengurusan legalitas produk, peningkatan kapasitas produksi, hingga menggandeng UMKM lokal untuk memperkuat rantai pasok. Tidak hanya berhenti di situ, strategi pemasaran digital juga menjadi fokus berikutnya agar produk ini bisa menjangkau konsumen yang lebih luas, baik di dalam maupun luar Purwakarta.
Program ini menjadi bukti bagaimana pengabdian masyarakat dapat menghasilkan sesuatu yang nyata. Bukan hanya laporan kegiatan di atas kertas, tetapi benar-benar menghadirkan solusi yang bisa memberi dampak. Di satu sisi, kuliner khas Purwakarta terangkat kembali. Di sisi lain, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung bagaimana membangun sebuah usaha berbasis inovasi.