Paranje, Laut, dan Kesempatan Kedua

Dongeng Laut Tangkolak dari Almarhum Kakek -Wahyudi/Karawang Bekasi Ekspres
Dongeng Laut Tangkolak dari Almarhum Kakek -Wahyudi/Karawang Bekasi Ekspres
0 Komentar

Waktu berlalu sampai awal tahun 2000-an. Praktek semacam ini masih terus berlangsung. Yang tadinya berburu harta karun, perlahan berubah jadi eksploitasi terumbu karang. Akhirnya, bukan Cuma harta karun yang digali. Tapi terumbu karang di rusak, di ambil ke darat, dan diperjual belikan. Kala itu, ada tangkulak bongkahan karang yang membeli hasil eksploitasi itu dari nelayan dengan harga yang sangat murah. Katanya, terumbu karang itu bakal digunakan sebagai fondasi bangunan atau rumah biar lebih kuat.

Hingga 22 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Karawang menetapkan kawasan perairan Tangkolak di area Sukakerta sebagai museum bawah laut Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Perburuan itu benar-benar berhenti, berubah menjadi sebuah kesadaran bahwa apa yang selama ini mereka lakukan adalah salah.

Paranje: Rumah Baru Laut Kami

Kesempatan kedua itu diwujudkan lewat program Otak Jawara (Orang Tua Asuh Karang Laut Utara Jakarta dan Jawa Barat) yang digagas Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) sejak 2022. Saya menyaksikan sendiri, nelayan yang dulu dianggap perusak, kini ikut menanam karang.

Baca Juga:Pekerja Terlantar, Oknum DPRD Disebut Direksi LPK Penunggak BPJSDPRD Bekasi Harap Pj Sekda Perkuat Komunikasi dan Perencanaan Anggaran

Tidak hanya menyaksikan. Saya sebagai warga yang lahir dan besar di Tangkolak juga ikut andil memberikan edukasi kepada kelompok-kelompok nelayan yang berapi-api menjaga rumah baru ikan-ikan dilaut kami dalam wujud paranje.

Kala itu, saya bersama teman-teman Karawang Eksplore merumuskan banyak ide-ide hebat untuk kemajuan Tangkolak. Bersama Kepala Desa Sukakerta kala itu –Bukhori, warga Tangkolak berubah 180 derajat. Dari yang dikenal merusak, menjadi garda depan yang menjaga kelestarian alam di laut.

Tidak hanya mencintai terumbu karang, kami juga membangun eksosistem lingkungan yang sehat. Dimulai dari menanam ribuan pohon mangrove, tidak lagi membuang sampah ke sungai, termasuk membantu Pertamina PHE ONWJ menghidupkan kembali ekosistem di tengah laut dengan paranje.

Hingga 2025, PHE ONWJ telah menurunkan lebih dari 400 modul Paranje -struktur beton berbentuk kurungan ayam berkaki tiga- ke dasar laut Tangkolak.

Di dalam rongganya, ribuan fragmen karang ditransplantasi. Hasilnya, tutupan karang baru tumbuh, ikan-ikan kecil kembali mencari rumah. Data mencatat tingkat keberhasilan hidup mencapai 90 persen, dan hampir seribu ikan sudah kembali.

0 Komentar