Terekam Kamera Trap, 19 Individu Macan Tutul Jawa-Macan Kumbang Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana Karawang

Macan Tutul Jawa-Macan Kumbang.
19 Individu Macan Tutul Jawa-Macan Kumbang Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana Karawang. --KBE--
0 Komentar

KBEonline.id – Tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa yang dilepas Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., pada Februari 2025, berhasil mencatatkan temuan penting dari kawasan Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang. Dari hasil survei tahap awal, tim menemukan keberadaan 19 individu Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) dan Macan Kumbang, termasuk dua ekor anakan.

Penelitian dilakukan dengan memasang 40 unit kamera jebak foto dan video di sejumlah titik strategis di kawasan tersebut. Dari hasil pemantauan, terekam 198 aktivitas satwa liar. Temuan ini menjadi bukti nyata bahwa ekosistem Sanggabuana masih menjadi habitat penting bagi satwa karnivora endemik Jawa yang kini berstatus terancam punah.

Selain macan tutul, kamera jebak juga menangkap keberadaan satwa langka lainnya, seperti Elang Jawa, yang semakin menegaskan bahwa kawasan Pegunungan Sanggabuana memiliki nilai konservasi tinggi dan penting untuk dilindungi secara jangka panjang.

Baca Juga:Pertamax Turbo Drag Fest 2025 Putaran III Diikuti 1.836 Pembalap dari Berbagai WilayahPuspita Wulansari Raih Juara 2 di Momen HUT Karawang ke-392

Dalam pelepasan tim ekspedisi pada Februari lalu, Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen TNI AD dalam mendukung pelestarian ekosistem. Menurutnya, program ini sejalan dengan inisiatif unggulan TNI AD “Bersatu Dengan Alam” yang mengedepankan peran aktif prajurit menjaga lingkungan.

“Sebagai bangsa Indonesia, kita memiliki kewajiban moral untuk melestarikan keanekaragaman hayati demi masa depan generasi mendatang. TNI AD akan terus hadir mendukung kegiatan konservasi hutan lindung seperti ini,” ujarnya.

Koordinator Tim Survei Macan Tutul Jawa Sanggabuana dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Bernard T. Wahyu Wiryanta, mengatakan bahwa hasil survei tahap awal ini menjadi masukan berharga bagi pemerintah. Data yang diperoleh akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan perlindungan satwa prioritas, khususnya Macan Tutul Jawa.

Bernard menjelaskan, survei ini tidak hanya mencatat populasi individu macan tutul, tetapi juga melakukan mitigasi ancaman, memetakan preferensi pakan, serta mengidentifikasi titik rawan perburuan.

“Data ini penting untuk mendukung usulan perubahan fungsi hutan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi. Dengan status hukum yang jelas, upaya perlindungan keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara lebih optimal,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).

0 Komentar