Ia juga menegaskan peran vital prajurit Menlatpur Kostrad yang turut terlibat dalam penelitian. Kehadiran mereka membantu memastikan latihan tempur tidak mengganggu habitat satwa sekaligus memperkuat patroli anti perburuan dan pencegahan perambahan hutan. Hal ini terbukti mampu menekan praktik perburuan satwa dilindungi secara signifikan.
Hingga Agustus 2025, tahap pertama survei telah selesai dan kamera jebak dipindahkan ke titik lain untuk melanjutkan pemantauan. Temuan sementara menunjukkan populasi Macan Tutul Jawa di kawasan seluas 10.000 hektare ini masih bertahan dengan jumlah yang cukup sehat. Namun, hal tersebut sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan habitat dari ancaman ekologis yang bisa mengganggu keseimbangan populasi satwa.
Melalui kerja sama antara SCF, TNI AD, dan para pemangku kepentingan lainnya, upaya perlindungan kawasan Sanggabuana terus diperkuat. Hasil ekspedisi ini diharapkan dapat mempercepat penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi dan mempertegas peran TNI AD bukan hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga melestarikan lingkungan hidup bagi generasi mendatang.(Aufa)