kbeonline.id – Memasuki pekan kelima BRI Super League 2025-2026, belum ada satu pun pelatih yang kehilangan pekerjaannya. Fakta ini tergolong luar biasa untuk ukuran klub Indonesia yang biasanya dikenal cepat mengambil keputusan ekstrem.
Fenomena Baru di Super League
Biasanya, kursi pelatih di Indonesia ibarat “kursi panas” yang rawan bergoyang. Sejak era Liga 1, pemecatan pelatih di awal musim sudah menjadi pemandangan rutin. Namun, musim ini tampaknya ada perubahan tren. Klub-klub lebih sabar memberi waktu untuk pelatihnya bekerja.
Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, perbedaannya sangat mencolok. Pada Liga 1 2024-2025, Juan Esnaider (PSBS Biak) sudah didepak pada pekan ketiga. Disusul Hendri Susilo (Semen Padang) dan Widodo C Putro (Madura United) yang pergi di pekan keempat. Lalu, Milomir Seslija (Persis Solo) serta Wagner Lopes (PSS Sleman) lengser di pekan keenam dan ketujuh.
Baca Juga:PSM Makassar Terpuruk, Lucas Serafim Bawa Harapan BaruStart Sempurna! Borneo FC Perkasa di Puncak Super League
Musim sebelumnya lagi, Liga 1 2023-2024, Luis Milla (Persib Bandung) mundur di pekan ketiga, Aidil Sharin (Persikabo 1973) menyusul di pekan keempat. Bahkan pada Liga 1 2022/23, tiga nama langsung tumbang di lima pekan awal: Robert Alberts (Persib, pekan ketiga), Javier Roca (Persik, pekan keempat), dan Jacksen F Tiago (Persis, pekan kelima).
Dengan latar belakang itu, situasi adem ayem di Super League 2025/26 benar-benar jadi “anomali positif”.
Mengapa Belum Ada yang Tergeser?
Meski ada klub yang terpuruk, masing-masing punya alasan kuat mempertahankan pelatihnya:
- PSM Makassar (Bernardo Tavares)Meski berada di dasar klasemen, Tavares punya reputasi besar. Ia membawa PSM juara Liga 1 2022/23 dan sempat memainkan tim U-23 pada pekan perdana akibat sanksi FIFA.
- Semen Padang (Eduardo Almeida)Nama yang berjasa menyelamatkan Kabau Sirah dari degradasi musim lalu. Status ini membuat manajemen lebih sabar.
- Persita Tangerang (Carlos Pena)Meskipun sempat terseok, Pena membawa tim bangkit dengan raihan empat poin dari dua laga terakhir.
Situasi paling kritis justru dialami Peter de Roo (Persis Solo). Timnya gagal menang dalam empat laga terakhir dan kini mendekati zona degradasi. Jika tren negatif berlanjut, ia berpotensi jadi kandidat pertama yang tersingkir musim ini.