Kasus Bullying SMKN 1 Cikarang Barat, Kepsek Sebut Libatkan Kelompok “Basis” Lintas Sekolah

Kepsek SMKN 1 Cikarang Barat
Kepala Sekolah SMKN 1 Cikarang Barat Bambang Nurcahyo Sebut Libatkan Kelompok ''Basis'' Lintas Sekolah. --KBE--
0 Komentar

KBEonline.id – Kepala Sekolah SMKN 1 Cikarang Barat, Bambang Nurcahyo, memastikan kasus perundungan yang menimpa siswa kelas 10 berinisial AAI (16) tidak hanya melibatkan internal sekolah. Hasil penelusuran menunjukkan adanya kelompok bernama Basis atau Barisan Siswa, yang anggotanya berasal dari berbagai sekolah.

“Jadi gini, sebenarnya memang kasus ini bukan hanya di SMKN 1 Cikarang Barat saja, setelah di telusuri tadi. Ini ada kelompok yang namanya basis, singkatan dari barisan siswa. Nah itu tuh anggotanya dari beberapa sekolah di luar. Kenyataannya lintas sekolah, bahkan ada yang sudah lulus,” kata Bambang usai mediasi bersama di kantor DPRD Kabupaten Bekasi Jumat (19/9).

Ia menegaskan pihaknya sepakat memutus rantai kelompok tersebut dengan melibatkan kepolisian dan TNI, agar tidak ada lagi aksi bullying, pemalakan, maupun kekerasan terhadap siswa.

Baca Juga:Keluarga Korban Desak Keadilan, DP3A Dampingi Pemulihan, KCD III Klaim Kasus di Luar Pantauan SekolahKasus Bullying, Alumni SMKN 1 Cikarang Barat yang Kini Jadi Anggota DPRD Angkat Bicara

Selain itu, Bambang pun meminta maaf kepada keluarga korban lantaran tidak sepenuhnya kasus dimaksud bisa ditangani pihak sekolah.

“Nah ini yang akan kita putus dengan bekerjasama dengan pihak Kepolisian dan TNI, kita juga akan bekerjasama ya mudah-mudahan ke depannya tidak akan ada lagi gitu,” imbuhnya

“Untuk pihak korban juga, kami dari sekolah juga minta maaf karena tidak sepenuhnya kami bisa menangani kasus-kasus ini karena saking banyaknya persoalan-persoalan gitu kan. Tapi ke depannya tetap akan menjadi perhatian dari sekolah lah,” sambungnya.

Terkait lokasi kejadian, Bambang meluruskan bahwa peristiwa pemukulan tidak terjadi di lingkungan sekolah, melainkan di lapangan yang berjarak sekitar satu kilometer dari sekolah.

“Nah cuman yang berita-berita yang miring katanya di dalam sekolah itu ternyata itu tidak benar. Karena kalau di dalam sekolah kan kita tahu, kita melihat gitu kan. Kejadian itu tidak terjadi di sekolah, tetapi di luar. Itu terjadi pada tanggal 2, waktu itu kan sekolah diliburkan karena ada demo 2 hari. Ternyata begitu hari pertama tanggal 1 tidak ada demo, tidak ada kegiatan yang sifatnya membahayakan, tanggal 2 ada surat lagi untuk masuk,” ucapnya.

Dari hasil penelusuran, setidaknya ada 6-7 siswa SMKN 1 Cikarang Barat yang terlibat, terdiri dari siswa kelas 11 dan 12, termasuk yang sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL). Selain itu, terdapat pelaku dari luar sekolah, bahkan ada yang sudah dikeluarkan sebelumnya.

0 Komentar