Mekarbuana, Kopi, dan Kampung KB di Lereng Sanggabuana

Desa mekarbuana
Alat produksi di Industri Kopi Sanggabuana yang menopang Kampung KB Desa Mekarbuana.
0 Komentar

KBEonline.id – Di lereng Sanggabuana, Desa Mekarbuana, Karawang selatan, hamparan kopi berbaur dengan durian, manggis, dan alpukat. Desa yang dulu identik dengan buruh tani, kini menjelma sebagai desa agrowisata sekaligus menopang salah satu Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) tertinggi di Karawang.

Kopi menjadi salah satu denyut ekonomi. Dari 413 hektare lahan, lahirlah Kopi Sanggabuana (KOSA) yang pernah masuk 13 besar kopi terbaik nasional dan juara di tingkat provinsi.

“Petani ada yang bisa panen dua ton. Kopi ini membuat anak-anak bisa sekolah lebih tinggi,” ujar Kepala Desa Mekarbuana, H. Jaji Maryono, SP.MM, Jumat (19/9/2025).

Baca Juga:Pertemuan Cellular Rayakan 21 Tahun dengan Aksi Sosial, Bagi-Bagi HP, Servis Gratis, dan Ratusan Paket BerasSempat Melawan, Sat Samapta Polres Karawang Tangkap Remaja Tawuran Bawa Bom Molotov dan Sajam

Meski modal sering kembang kempis, semangat menjaga kualitas tetap terjaga. Lewat koperasi dan BUMDes, desa berupaya menekan tangkolak dan keuntungan kembali ke petani. Agrowisata pun dikembangkan, bukan hanya wisata petik buah, tapi juga menjaga sumber air dan hutan.

Namun kisah Mekarbuana tak berhenti di kebun. Di sinilah program unggulan desa turut serta menopang Kampung KB sejak 2014. Lengkap dengan gedung khusus dan dukungan posyandu serta dana desa, setiap tahun, program Keluarga Berencana (KB) mendapat anggaran rutin karena desa sadar ledakan penduduk bisa jadi ancaman.

Dari Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), hingga implan dan IUD (Intra Uterine Device), jumlah peserta KB selalu tertinggi.

“Kadang calon akseptor butuh tiga kali pendekatan. Kita sabar, hasilnya terlihat,” kata Ketua Kampung KB, Dedi Mahendra, S.Pd.I, Jumat (19/9/2025).

Capaian ini sejalan dengan target nasional BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) menekan laju pertumbuhan penduduk sekaligus menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024.

Mekarbuana berkontribusi lewat program terintegrasi, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), hingga penyuluhan calon pengantin (catin).

Kisah kader seperti Siti Maemunah menambah warna. Ia rela naik turun jalan terjal membawa telur untuk gizi anak stunting.

Baca Juga:Astra Honda dan CBR Series Siap Taklukan Mandalika  Agrowisata Petik Melon Hadir di Cisalada, Alif Farm Tawarkan Buah Premium

“Kadang retak di perjalanan, langsung kita arahkan untuk segera dimasak. Yang penting anak-anak makan bergizi,” tuturnya.

Berkat 93 kader KB yang tergabung dalam 33 tim, program itu berhasil menekan stunting, kini tersisa hanya tiga kasus.

0 Komentar