Unsika Dorong Produktivitas Peternak Bebek Desa Waluya Lewat Inovasi Teknologi dan Pendekatan Syariah

Ternak bebek
Unsika Dorong Produktivitas Peternak Bebek Desa Waluya Kecamatan Kutawaluya.
0 Komentar

KBEonline.id – Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) terus memperkuat perannya dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) pada Kamis, (18/9) tim dosen dan mahasiswa Unsika turun langsung mendampingi para peternak bebek di Desa Waluya, Kecamatan Kutawaluya.

Program ini mengusung tema “Pemberdayaan Peternak Bebek Berbasis Syariah untuk Meningkatkan Produksi Telur Melalui Inovasi Pentasan Otomatis dan Pengolahan Produk.”

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Khalid Ramdhani, M.Pd.I., bersama anggota tim Dr. Hj. Debibik Nabillataul Fauziah, M.A., dan Ir. H. Jojo Sumarjo, MT. Sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi juga terlibat aktif dalam memberikan edukasi, pendampingan teknis, serta pelatihan pengolahan hasil peternakan. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas hasil telur bebek di desa tersebut.

Baca Juga:Komisi II DPRD Karawang Tinjau PLTGU Jawa-1 di Cilamaya, Bahas Potensi Pajak dan Kontribusi DaerahPelantikan Pejabat Eselon II Purwakarta Lebih Istinewa, Om Zein Pilih Tengah Kebun

“Kegiatan ini tujuannya untuk meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas hasil telur bebek di desa Waluya,” ujarnya pada Selasa, (23/9).

Berdasarkan survei awal, Desa Waluya selama ini dikenal sebagai sentra peternakan bebek, tetapi produktivitasnya masih rendah. Proses penetasan telur masih dilakukan secara tradisional dengan tingkat keberhasilan hanya sekitar 60–65 persen. Selain itu, pengolahan telur masih manual sehingga kualitas produk belum memenuhi standar pasar dan daya saing rendah.

“Sebagai solusi, kami memperkenalkan pendekatan berbasis syariah dalam manajemen peternakan. Para peternak diberikan penyuluhan tentang penggunaan pakan halal, kebersihan kandang, dan etika bermuamalah, termasuk pentingnya transparansi pencatatan hasil produksi,”ungkap Khalid.

Pendekatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil produksi, tetapi juga membawa keberkahan dalam usaha peternakan.

Selain edukasi, inovasi teknologi menjadi bagian penting dari program ini. Tim UNSIKA memperkenalkan mesin pentasan otomatis dengan pengatur suhu dan kelembapan, sehingga proses penetasan menjadi lebih stabil. Uji coba menunjukkan tingkat keberhasilan menetas meningkat hingga 85 persen, jauh lebih tinggi dibanding metode tradisional.

Inovasi lain yang diperkenalkan adalah mesin pembersih telur yang mampu mempercepat proses pembersihan tiga kali lipat dibanding cara manual. Telur yang bersih kemudian diolah menjadi produk bernilai tambah seperti telur asin premium. Mahasiswa juga membantu mendesain kemasan menarik dan melatih peternak memasarkan produk secara digital melalui media sosial.

0 Komentar