Nya bisa, ngan mapayna kudu make amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Dari mulai hari ini,
Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya.
Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak!
Tapi suatu saat akan ada yang akan mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali.
Baca Juga:8 Tempat Liburan GRATIS di Purwakarta, Nomor 6 Bikin Merinding Saat Malam HariGila! Main FC Mobile Bisa Jadi Manajer Sepak Bola Profesional di Smartphone
Bisa saja, tapi menelusurinya harus memakai dasar. Tapi sayangnya yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong.
Dan bahkan berlebihan kalau bicara.
Kata dasar yang dimaksud dalam paragraf terakhir tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai keilmuan juga pengetahuan.
Sebab, bila tidak demikian, akan dilebih-lebihkan dan merasa diri paling benar. Setelah menyampaikan pesan,
Prabu Siliwangi kemudian nga-hyang. Salah satu bunyi wangsit yang populer di kalangan masyarakat Sunda.
Lamun aing geus euweuh marengan sira, tuh deuleu tingkah polah maung. (Kalau aku sudah tidak menemanimu, lihat saja tingkah laku harimau).
Hal ini, salah satunya, yang mendasari keyakinan bahwa Prabu Siliwangi telah bersalin rupa menjadi harimau.
Kerajaan Pajajaran berdasarkan keterangan para ahli, sesungguhnya tidak menghilang.
Namun dibakar, saat penyerangan oleh Kesultanan Banten. Saat penyerangan terjadi, ibu kota Kerajaan Sunda yakni Pakwan Pajajaran dibakar habis, dan pusaka penobatannya dibawa.
Baca Juga:Wisata Kaliwungu Karawang : Surga Tersembunyi di Balik Kawasan Industri, Harga tiket HANYA 5 ribuRekomendasi 6 Gym di Karawang, Plus Manfaat Latihan Gym untuk Tubuh dan Pikiran
Sehingga tidak bisa lagi mengangkat raja. Inilah yang menyebabkan kerajaan tersebut tiba banyak ditemukan peninggalannya.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Dr Nina Herlina Lubis juga mengungkapkan hal ini.
Ditegaskan dia, setelah Prabu Siliwangi wafat, Pakuan Pajajaran sebagai ibu kota Kerajaan Sunda masih ada.
Awal keruntuhan Kerajaan Sunda dimulai dari Sunda Kalapa yang dapat direbut pasukan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah pada 1527.
Dari situ, masih butuh 50 tahun meruntuhkan Kerajaan Sunda. Kerajaan ini baru benar-benar runtuh tahun 1579, tandasnya.
Demikian Wangsit Eyang Prabu Siliwangi yang hingga kini masih kesohor dan dianggap sebagai pesan terakhir sang Raja Pajajaran. ***