KBEOnline.id – Di era modern, gamer semakin dihadapkan pada dilema dalam memilih judul yang ingin dimainkan. Banyaknya game baru yang dirilis setiap tahun membuat keputusan tersebut tidak lagi sederhana. Pertanyaannya, apakah ini sekadar tren sementara atau tanda perubahan besar dalam industri game global?
Lonjakan Jumlah Game di Steam
Berdasarkan laporan Jason Schreier dari Bloomberg, industri game saat ini mengalami fenomena game oversupply atau kelebihan pasokan. Data dari SteamDB menunjukkan bahwa pada tahun 2020 terdapat sekitar 9.656 judul game di Steam, sementara pada 2024 jumlah tersebut melonjak menjadi 18.626.
Artinya, hanya dalam kurun waktu empat tahun, jumlah game di Steam meningkat 93%. Peningkatan ini didorong oleh beberapa faktor utama: semakin murahnya biaya pengembangan game, semakin mudahnya akses ke game engine modern, serta minimnya hambatan masuk bagi developer indie maupun studio kecil.
Baca Juga:Bisnis Esports Terancam: Gaji Pemain Melonjak, Pendapatan Tim TertinggalResmi Hadir di UK, Facebook & Instagram Tawarkan Langganan Premium Bebas Iklan
Dari Publisher ke Distribusi Digital
Jika dulu pengembang wajib melalui publisher besar agar bisa merilis game di toko fisik, kini tren distribusi digital mengubah peta industri sepenuhnya. Steam dan platform digital lainnya memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk memasarkan game secara langsung kepada konsumen, menciptakan persaingan yang jauh lebih ketat.
Persaingan Tak Hanya Antar Game Baru
Menariknya, game baru tidak hanya bersaing dengan rilisan seangkatan. Mereka juga harus menghadapi dominasi game lawas yang masih sangat populer. Judul-judul seperti Counter-Strike, Dota 2, dan PUBG tetap menjadi favorit di Steam, sementara di luar ekosistem Valve ada Roblox dan League of Legends yang konsisten menguasai pasar.
Dengan model live service dan pembaruan konten berkelanjutan, game lama tetap relevan bahkan setelah bertahun-tahun, membuat judul baru semakin sulit mencari ruang.
Pasar Game Semakin Jenuh?
Jason Schreier menyebutkan bahwa kondisi pasar saat ini bukan hanya jenuh, melainkan hampir tidak bisa ditembus. Ratusan tim pengembang bekerja keras setiap tahun untuk meluncurkan game, namun hanya sedikit yang berhasil mencuri perhatian di tengah lautan kompetitor.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana nasib game indie maupun developer baru di masa depan? Apakah mereka bisa menemukan ceruk pasar, atau justru tenggelam dalam arus besar industri yang semakin kompetitif?