KBEOnline.id – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini berkembang sangat cepat dan merambah ke berbagai bidang. Dari chatbot yang bisa menjawab pertanyaan apa saja, generative AI yang mampu membuat konten kreatif, hingga Artificial General Intelligence yang digadang-gadang bisa menggantikan peran manusia di masa depan.
Namun, salah satu cabang AI yang belakangan paling sering jadi sorotan adalah deepfake. Teknologi ini memungkinkan terciptanya video palsu yang sangat meyakinkan, di mana wajah atau suara seseorang bisa digantikan dengan orang lain secara digital.
Lalu, kapan deepfake mulai muncul? Bagaimana cara kerjanya? Apa manfaat dan bahayanya? Berikut pembahasan lengkapnya.
Baca Juga:Galaxy S26 Bidik Pengguna Pro, Hadirkan Codec APV Tandingan ProRes iPhoneEdit Foto dengan Obrolan di Google Photos Kini Bisa di Semua HP, Tak Lagi Eksklusif Pixel
Sejarah Awal Munculnya Deepfake
Istilah deepfake pertama kali populer pada tahun 2017 di forum Reddit. Kala itu, seorang pengguna dengan nama akun deepfake membuat kanal bernama r/deepfakes dan membagikan video hasil manipulasi wajah selebritas ke konten pornografi.
Sejak momen tersebut, teknologi deepfake semakin berkembang pesat. Tidak hanya terbatas pada konten dewasa, kini internet dibanjiri video deepfake viral, seperti Paus Fransiskus mengenakan jaket puffer atau Ratu Elizabeth II yang sedang menari. Kualitas hasil editan juga semakin realistis, bahkan sulit dibedakan oleh mata awam.
Cara Kerja AI Deepfake
Secara umum, ada dua pendekatan utama dalam pembuatan video deepfake:
1.Deep Neural Networks (DNN)
- Menggunakan machine learning untuk menempelkan wajah seseorang ke video lain.
- AI dilatih dengan kumpulan data wajah dan video sumber, lalu mereplika gerakan bibir, mata, alis, hingga ekspresi wajah agar selaras dengan video asli.
- Proses ini membutuhkan waktu pelatihan cukup panjang agar hasilnya semakin halus dan meyakinkan.
2.Generative Adversarial Networks (GANs)
- Teknologi yang pertama kali diperkenalkan pada 2014.
- Terdiri dari dua komponen utama: generator (menciptakan data palsu) dan discriminator (membedakan data palsu dan asli).
- Keduanya saling berkompetisi hingga menghasilkan video atau suara yang hampir mustahil dibedakan dari aslinya.
Saat ini, deepfake tidak hanya bisa meniru wajah, tetapi juga memalsukan suara dengan akurasi tinggi, cukup dengan sampel audio pendek.