Mandi Seger di Guci Dapat Berkah dari Wali, Air Keluar dari Tongkat yang Dicabut

Pemandian Guci.
Pemandian Guci di Tegal.
0 Komentar

Sejarah Guci

Asal-usul Guci tidak bisa lepas dari Kerajaan Demak Bintoro. Terjadinya konflik di Kerajaan Demak, membuat salah seorang bangsawan bernama Raden Aryo Wiryo dan istrinya bernama Nyai Tumbu memutuskan untuk keluar dari keraton.

Raden Aryo Wiryo yang juga dikenal sebagai Kyai Ageng Klitik merupakan cucu dari Raja Pertama Demak Bintoro yaitu Raden Patah. Lalu ia memilih untuk mengembara ke arah utara.

Setibanya di Cirebon, ia sempat berguru kepada Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Setelah itu ia kembali melanjutkan perjalanan, hingga sampai di sebuah desa di Kaki Gunung Slamet, dan memutuskan untuk menetap di desa tersebut.

Baca Juga:Begini Penampakan Sepeda Motor New Honda ADV160 yang Sudah Diperkenalkan untuk Masyarakat JabarSitu Darwin Cikampek, Tempat Wisata Terbaru dan Paling Adem di Karawang, Juara 2 Se Jabar

Karena desa tersebut belum mengenal ajaran Islam, maka desa tersebut oleh Raden Aryo Wiryo diberi nama Desa Keputihan.

Pada suatu waktu Desa Keputihan dilanda pageblug, warganya banyak yang terkena penyakit kulit. Raden Aryo Wiryo kemudian meminta bantuan Sunan Gunung Jati, lalu Sunan Gunung Jati mengutus salah seorang muridnya bernama Kiai Elang Sutajaya ke Desa Keputihan membawa air dalam wadah guci.

Namun, air dalam wadah tersebut tidak cukup, karena saking banyaknya warga yang terkena, air dalam wadah guci tersebut tidak cukup. Lalu Raden Aryo Wiryo dan Kiai Elang Sutajaya mengajak warga untuk melakukan sedekah bumi dan malam harinya mengadakan tahlilan.

Kemudian setelah selesai tahlilan, datanglah Sunan Gunung Jati secara gaib, lalu menancapkan tongkatnya, sehingga kemudian muncul mata air panas tanpa belerang.

Konon katanya, kejadian tersebut terjadi pada Malam Jumat Kliwon di Bulan Muharram. Sejak saat itu nama Desa Keputihan berganti nama menjadi Desa Guci.

Guci pemberian Sunan Gunung Jati yang dibawa oleh Kiai Elang Sutajaya pada masa pemerintahan Adipati Cakraningrat (Adipati Brebes) dipindahkan dari Desa Guci ke Pendopo Kabupaten Brebes.

Jadi dulu, Bumijawa itu masuk ke dalam Kadipaten Brebes. Kini guci tersebut tersimpan di Monumen Nasional

Baca Juga:Wisata Karawang Selatan Terbaik, 3 Destinasi Keren Ini Wajib Anda Dikunjungi! Wisata Karawang Selatan Terbaik, 3 Destinasi Keren Ini Wajib Anda Dikunjungi! 

Kini di OW Guci ada dua pemandian umum, yaitu Pancuran 13 dan Pancuran 7. Air yang mengalir keluar dari pancuran-pancuran tersebut dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit semisal rematik dan penyakit-penyakit kulit.

0 Komentar