Gen Z Harus Tahu, Standar Kecantikan Sejati Lahir dari Keseimbangan, Simak Penjelasan Femmy Fyber

Semifinalis
15 semifinalis Femmy Fiber: Ready, Set, Slay Challenge tampil di malam final.
0 Komentar

Challenge ini mendapat respon yang positif di Tiktok dan Instagram dengan total 853 unggahan video.

Para semifinalis berhasil memberikan inspirasi untuk mencintai tubuh dengan perilaku dan pikiran positif; arti sesungguhnya dari kecantikan.

Video catwalk terbaik para semifinalis penuh percaya diri, slay melalui layar ponsel dan bahkan ketika berjalan langsung di hadapan para juri.

Baca Juga:Sabar, APBD Perubahan Kabupaten Bekasi Masih Dikoreksi Provinsi Jawa BaratBegini Cara Menikung Aman Mengendarai Motor, Perjalanan Jadi Lebih Nyaman

Arwin Nugraha Hutasoit, Head of Marketing PT. Bintang Toedjoe menjelaskan bagaimana kampanye ini menjadi platform untuk saling beri semangat dan inspirasi.

“Sebelum tampil di semifinal, para semifinalis mengikuti bootcamp dua hari di Jakarta yang salah satunya pembekalan eksklusif 3B (Beauty, Brain and Behavior), serta workshop etiket bersama komunitas Menjadi Manusia. Pengembangan diri yang berlangsung selama dua hari tersebut menggabungkan fashion, beauty, dan self-confidence training, “ jelasnya.

Mewakili dewan juri, Karina Nadila, Putri Indonesia Pariwisata 2017 menyatakan bahwa workshop semacam ini memang dibutuhkan perempuan modern.

“Saya salut pada inisiatif Femmy Fyber mengadakan workshop ini, karena berani tampil di media sosial bukan sekadar soal gaya, tapi soal kesadaran. Saat kita hadir apa adanya, kita tidak hanya slay di luar, tapi juga kuat di dalam,” tutur Karina Nadila.

Tubuh Ideal Impian Semua: Slay dari Dalam, Bukan dari Bentuk Tubuh

Challenge ini adalah bagian dari kampanye Every Body Slay, sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir dan membangun kepercayaan diri bukan dari bentuk tubuh, tapi kesehatan tubuh, khususnya sistem pencernaan.

Standar kecantikan yang sempit telah menormalisasi candaan soal bentuk tubuh sehingga banyak tren diet ekstrem bertebaran. Padahal, tubuh setiap orang berbeda. Struktur tulang, distribusi lemak, genetik, hingga metabolisme tidak bisa diseragamkan.

Baca Juga:Tempat Hits di Galuh Mas Ini Bikin Alis dan Bulu Matamu Makin Cetar, Gak Percaya? Coba SendiriTim Basket SMAN 2 dan SMA BPK Penabur Kembali Menjadi Juara di Honda DBL West Java Series 2025

Satu komponen penting yang sering diabaikan dalam diet adalah serat. Asupan serat yang cukup menjaga keseimbangan mikrobioma usus sehingga membantu menjaga kesehatan pencernaan, menstabilkan gula darah, mengontrol nafsu makan, serta mendukung energi yang lebih konsisten sepanjang hari.

Hal yang sama juga diutarakan Andry Mahyudi, Head of Business Unit Upper Respiratory and Women Health PT. Bintang Toedjoe, “Banyak orang terjebak dalam mindset ‘cepat kurus lebih baik’. Padahal, diet ekstrem bisa menyebabkan malnutrisi hingga eating disorder.

0 Komentar