Ternyata Sejumlah KUA di Karawang Sudah Pakai Tepuk Sakinah Sejak Tahun 2024

Ist
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang memberikan penjelasan mengenai fenomena viral “tepuk sakinah” yang ramai dibicarakan masyarakat di media sosial.
0 Komentar

KARAWANG – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang memberikan penjelasan mengenai fenomena viral “tepuk sakinah” yang ramai dibicarakan masyarakat di media sosial.

Kepala Kemenag Karawang, Sopian, menjelaskan bahwa tepuk sakinah bukan sekadar yel-yel biasa, melainkan memiliki pesan edukatif yang ditujukan kepada pasangan calon pengantin. Yel-yel ini rutin digunakan dalam kegiatan bimbingan perkawinan (bimwin) di lingkungan Kemenag.

“Gerakan dan suaranya sederhana, tapi maknanya dalam. Tepuk sakinah memberi semangat kepada calon pengantin dan menjadi pengingat bahwa keharmonisan keluarga harus dijaga,” ucap Sopian pada Selasa (30/9/2025).

Baca Juga:Jalan Rusak Tanjungbaru Diperbaiki Full Dana APBD Karawang, Petani dan Petambak Ucapkan Terima Kasih ke BupatiTakut 960 Siswanya Keracunan MBG, Kepala Sekolah di Purwakarta Larang Makanan Dibagikan

Ia menyebutkan, tradisi ini sebenarnya sudah lama digunakan dalam bimwin, khususnya sejak 2024. Namun, baru belakangan ini viral karena penyebarannya masif melalui platform media sosial.

“Di Karawang, praktik ini sudah biasa dilakukan, hanya saja selama ini kurang terekspos,” jelasnya.

Menurut Sopian, penggunaan tepuk sakinah bukanlah hal yang bersifat wajib. Meski begitu, ia berharap yel-yel ini bisa menjadi sarana penyemangat sekaligus pengingat bagi keluarga muslim untuk selalu menghidupkan nilai-nilai sakinah dalam rumah tangga.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa lirik dalam tepuk sakinah merupakan representasi dari lima pilar keluarga sakinah yang dirumuskan oleh Kemenag. Pilar itu mencakup zawaj (berpasangan), mitsaqan ghalidzan (janji kokoh), mu’asyarah bil ma’ruf (saling mencintai, menghormati, dan berbuat baik), musyawarah, serta taradhin (saling merelakan).

Dengan cara ini, lanjutnya, calon pengantin tidak hanya mendapatkan materi teoritis dalam bimwin, tetapi juga memperoleh pengingat praktis yang mudah diingat melalui yel tersebut.

Kepala KUA Telukjambe Timur, Abdul Karim, menambahkan bahwa tepuk sakinah biasanya digunakan sebagai ice breaking dalam sesi bimwin. Hal ini dilakukan agar suasana lebih cair, sehingga peserta lebih siap menerima materi utama.

“Kalau hanya materi serius, peserta bisa cepat jenuh. Dengan tepuk sakinah, suasana jadi lebih ringan, dan pesan tentang pentingnya membangun rumah tangga harmonis lebih mudah diserap,” ujarnya.

Baca Juga:Istri dan Para Jaksa Perempuan se-Jawa Barat Berkumpul di Karawang, Ada Apa?Lippoland Kirim Tumpeng 'Dekade Kedua' Rayakan 11 Tahun Usia Koran Karawang Bekasi Ekspres

Abdul Karim menegaskan, tujuan utama dari yel-yel ini adalah memperkuat pemahaman calon pengantin mengenai pondasi pernikahan.

0 Komentar