Dengan mempertemukan seniman pendatang baru dan mapan, pameran ini menyoroti beragam interpretasi dari kawasan Asia Tenggara.
Setiap karya menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, Korea dan Asia Tenggara, alam dan imajinasi.
Pameran “A Global Gaze from Gochang” merupakan bagian dari 2025 World Heritage Festival yang diselenggarakan di Gochang, Korea Selatan.
Baca Juga:10 Apotek Terbaik di Perumnas Karawang yang Bikin Cari Obat Jadi Super Mudah! Mau Tahu Mana Saja?Single Terbaru dan Vokalis Baru Band Denai "Tuk Selamanya" Hadir di DSP, Berikut Link Stremingnya
Festival tahunan tersebut digelar untuk mengapresiasi nilai-nilai Situs Warisan Dunia UNESCO, mulai dari situs budaya maupun alam, dan seringkali menampilkan berbagai aspek budaya, tradisi, kuliner, hingga kesenian lokal.
Gochang, kota di Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan terkenal dengan situs arkeologi dolmen, yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai situs warisan dunia sejak tahun 2013.
Punya ekosistem cagar biosfer dan lanskap yang unik, kota ini juga mendapat anugerah berupa hamparan Tidal Flats. Kalau dolmen adalah susunan batu-batu artefak megalitik dengan memori spiritual kuno masyarakat Korea.
Maka tidal flats adalah hamparan lumpur yang ditarik-lepaskan oleh pasang surut laut, menciptakan lanskap yang terus bergerak dan berubah.
Dua elemen itu, dolmen yang statis dan tidal flats yang dinamis, dipersatukan jadi simbol dialog antara yang abadi dan fana.
Kontras ini menghasilkan gagasan bagi para seniman untuk membangun narasi lintas waktu, antara tradisi lokal dan ekologi global, antara warisan yang diam dan hidup yang terus bergerak, antara masa lalu dan masa kini.
Pameran ini juga mempertemukan seniman pendatang baru dan mapan dari kawasan Asia Tenggara. Mereka, di antaranya MXC Creative Studio dari Vietnam, Keboyotan dari Malaysia, dan Lee Yoon Su dari tuan rumah Korea Selatan.
Baca Juga:Jago Makan Pedas Kumpul di Cikampek, Rumah Sambal Bakar Iben Hadir dengan Sensasi Seuhh Hahh..Cewek- cewek Karawang Harus Nyoba, Rahasia Kulit Glowing ala Padma Aesthetic Clinic di Perumnas
Sedangkan dari Indonesia, ada The Fox-The Folks (seniman multimedia asal Bandung), Khaery Chandra (motion designer asal Jawa Tengah), Fearmos (tim video mapping asal Surabaya), Rainerius Raka & Adani Zata (seniman desain grafis dan motion design), serta Malik I (Seniman 3D asal Bandung).
Masing-masing akan menerapkan berbagai medium seni media. Mulai dari animasi, motion graphic, video mapping, hingga instalasi interaktif untuk merespons tema Dolmen dan Tidal Flats. ****