KARAWANG – Bagi warga Karawang, nama Jalan Lamaran mungkin terdengar biasa saja—hanya ruas jalan penghubung yang padat oleh kendaraan setiap harinya. Tapi tahukah kamu, ada kisah lama yang menyebut bahwa nama Lamaran tidak sekadar nama, melainkan jejak sejarah dan legenda?
Siapa Raden Kian Santang?
Raden Kian Santang dikenal dalam tradisi lisan Sunda sebagai putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Ia masyhur sebagai pendekar sakti mandraguna yang kelak banyak berkelana ke berbagai daerah, bahkan disebut sampai ke Tanah Arab untuk berguru.
Namun, di balik sosoknya yang keras dan penuh ilmu kanuragan, ada sisi lain yang jarang dibicarakan: kisah cintanya.
Baca Juga:Bagaimana Kalau Bulan Ada Dua di Karawang, Benarkah Sanggabuana Bisa Bersalju?Karawang Bakal Jadi Lumbung Singkong Bila Para Ahli Gagal Membudidayakan Ini
Lamaran di Karawang
Konon, di sebuah wilayah yang kini dikenal sebagai Lamaran, Karawang, Raden Kian Santang pernah melamar seorang perempuan yang kemudian menjadi istrinya.
Cerita rakyat menyebut, prosesi itu bukan hanya lamaran biasa. Sebagai bangsawan sekaligus pendekar, Kian Santang membawa serta rombongan besar dan upacara adat Sunda kuno yang penuh simbol.
Jejak kisah itu dipercaya masih tersimpan dalam nama daerah Lamaran hingga sekarang. Seakan nama tempat menjadi saksi bisu dari peristiwa sejarah bercampur legenda.
Antara Legenda dan Fakta, Benarkah kisah ini nyata?
Secara historis, sulit memastikan karena minimnya catatan tertulis tentang kehidupan pribadi Raden Kian Santang. Namun, tradisi lisan masyarakat kerap menyimpan “kebenaran kultural”. Fakta bahwa nama “Lamaran” bertahan ratusan tahun bisa jadi petunjuk bahwa ada peristiwa penting di masa lalu, entah itu benar-benar lamaran bangsawan atau simbol sosial masyarakat kala itu.
Bagi generasi sekarang, kisah ini memberi warna baru: Karawang bukan sekadar kota industri dan sawah, tetapi juga menyimpan romansa legenda. Jalan Lamaran bukan hanya jalur lalu lintas, tapi juga jendela untuk mengingat masa ketika Karawang jadi bagian penting dalam peradaban Sunda lama.
Jadi, apakah benar Jalan Lamaran tempat Raden Kian Santang melamar istrinya?
Jawabannya mungkin bercampur antara sejarah dan legenda. Namun yang jelas, cerita itu membuat Karawang punya alasan untuk selalu dikenang—bukan hanya oleh warganya, tapi oleh siapa pun yang lewat di jalan itu.