Mengapa Pangeran Walangsungsang Kabur dari Istana Pajajaran?

Pangeran Walangsungsang
Pangeran Walangsungsang
0 Komentar

KBEonline.id- Pernah dengar Pangeran Walangsungsang? Ia adalah anak dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi.

Pangeran Walangsungsang dikenal juga sebagai Ki Somadullah, Haji Abdullah Iman, Pangeran Cakrabuana dan Embah Kuwu Sangkan.

Ia merupakan putra Prabu Siliwangi dari Nyi Subang Larang yang juga murid pesantren Syekh Qoro Katawang.

Baca Juga:Murah, Enak, Dekat Rumah: Jelajah Kuliner Nyata Sekitar CKM KarawangBuka 24 Jam, Apa Saja Layanan yang Ditawarkan K24 Telukjambe di Perumnas Karawang?

Pangeran Walangsungsang mempunyai dua adik yakni Nyai Mas Rara Santang dan Pangeran Raja Sagara. Ketiga anak ini diyakini yang telah membangun pedukuhan Cirebon atau Caruban Nagari.

Pangeran Walangsungsang, menurut Naskah Mertasinga, keluar dari Istana karena kecewa atas perlakuan Prabu Siliwangi kepada ibunya.

Dia bersama Rara Santang, kemudian pergi dan pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Cirebon, Pangeran Walangsungsang beradasarkan sejumlah sumber menikah dengan dua wanita dan memiliki 10 orang anak, yakni 8 wanita dan 2 pria.

Istri Walangsungsang diantaranya adalah Nyimas Indang Geulis yang melahirkan putri pakungwati Yang kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Walangsungsang berkuasa sebagai Kuwu Cirebon menggantikan Ki Gede Alang-Alang.

Ia kemudian memproklamirkan Cirebon sebagai sebuah Nagari, di mana ia meleburkan seluruh Nagari S!ngapur4 ke dalam kekuasaannya.

Ia juga menyatukan Nagari di sekelilingnya, yakni Surantaka, Wanagiri, dan Japura ke dalam Kesultanan Cirebon.

Sejak saat itu, Walangsungsang lebih dikenal dengan nama barunya, Pangeran Cakrabuana.

Baca Juga:‎Mau Investasi Emas Masih Bingung? Mau Antam Mahal, Beli Aja Emas Galeri 24 di Pegadaian Karawang ‎Ada Buket Kado Unik di Karawang? Ini Dia Bunga Kado di Perumnas yang Bikin Hati Meleleh!

Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Cirebon berbatasan dengan Cimanuk (Indramayu) di barat, Rajagaluh (Majalengka), Saunggalah (Kuningan), Dayeuhluhur, dan Pasirluhur (Cilacap-Banyumas) di selatan, Paguhan (Tegal-Pemalang) di timur, dan Laut Jawa di utara. Pelabuhan utamanya adalah Muara Jati.

Cakrabuana tetap berkuasa di bawah Kerajaan Galuh. Ia mengirimkan upeti (bulubekti) tahunan kepada Tohaan (“Yang Dipertuan”) atau Raja Galuh yang juga merupakan kakeknya, Dewa Niskala.

Sang kakek mengirim misi perutusan ke Cirebon untuk melantik Cakrabuana secara resmi sebagai raja daerah dengan gelar Tumenggung Sri Mangana.

Misi ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabaya dan Raden Kian Santang (adik kandung Cakrabuana). Kian Santang kemudian menetap di Cirebon mendampingi kakaknya. (fb)

0 Komentar