KBEOnline.id – Di era digital, earbuds wireless seperti Apple AirPods telah menjadi perangkat audio populer bagi jutaan pengguna. Namun, belakangan muncul klaim di media sosial bahwa AirPods memancarkan radiasi elektromagnetik hingga 150 kali lebih tinggi dibandingkan earbuds berkabel, sehingga disebut berpotensi memicu kanker otak dan kerusakan jaringan. Informasi ini banyak beredar di TikTok, Instagram, dan Facebook, kerap disertai pernyataan bahwa frekuensi Bluetooth serupa dengan microwave oven.
Klaim Radiasi AirPods: Fakta atau Mitos?
Kekhawatiran ini bukan hal baru. Sejak AirPods diperkenalkan pada 2016, topik tentang radiasi Bluetooth sering dikaitkan dengan kesehatan otak. Beberapa postingan bahkan mengutip surat terbuka pada 2015 dari lebih dari 200 ilmuwan yang memperingatkan risiko medan elektromagnetik. Namun, klaim spesifik soal “150 kali lebih tinggi” tidak memiliki rujukan ilmiah yang kredibel.
Radiasi dari perangkat wireless diukur dengan Specific Absorption Rate (SAR), standar yang ditetapkan badan regulasi seperti FCC di Amerika Serikat. Batas SAR maksimum adalah 1,6 watt per kilogram jaringan tubuh, sementara paparan dari earbuds Bluetooth hanya sebagian kecil dari angka itu.
Baca Juga:WhatsApp Tambah 6 Fitur Canggih, Termasuk Live Photo dan Scan DokumenCrashout Crew Resmi Diumumkan: Game Co-op Seru Karya Kreator Peak
Perbedaan Radiasi Earbuds Wireless vs Earbuds Berkabel
- Earbuds wireless memanfaatkan sinyal Bluetooth, yang masuk kategori radiasi non-ionizing. Energi jenis ini terlalu lemah untuk merusak DNA secara langsung. Level paparan SAR dari earbuds wireless diperkirakan hanya 1/10 hingga 1/400 dari ponsel saat digunakan menelepon.
- Earbuds berkabel tidak memancarkan radiasi radiofrekuensi sendiri, tetapi kabel bisa berfungsi sebagai antena yang menyalurkan radiasi dari ponsel ke telinga. Dalam kondisi tertentu, hal ini justru berpotensi meningkatkan paparan.
Sebagai perbandingan, paparan radiasi dari 10 menit berjemur di bawah matahari jauh lebih besar daripada penggunaan earbuds Bluetooth selama satu tahun penuh.
Bukti Ilmiah dari WHO dan Studi Global
- WHO telah meninjau lebih dari 25.000 penelitian dalam 30 tahun terakhir, dan tidak menemukan bukti adanya efek buruk kesehatan akibat paparan radiasi rendah dari perangkat seperti Bluetooth.
- IARC (International Agency for Research on Cancer) memang mengklasifikasikan radiasi radiofrekuensi sebagai kemungkinan karsinogen (kelompok 2B), tetapi kategori ini sama dengan kopi dan acar, berdasarkan bukti yang sangat terbatas.
- Studi MOBI-Kids (2022) terhadap 899 kasus kanker otak pada anak muda tidak menemukan hubungan dengan penggunaan perangkat wireless.
- Studi Million Women (2022) di Inggris terhadap 776.156 responden juga menyimpulkan tidak ada peningkatan risiko kanker otak akibat ponsel.Risiko Nyata dari Penggunaan Earbuds