KBEOnline.id – Kasus peretasan data di Indonesia kembali memanas setelah hacker Bjorka muncul dengan aksi terbaru. Beberapa hari sebelumnya, Polri mengklaim telah menangkap pelaku yang disebut sebagai Bjorka, namun publik meragukan kebenaran klaim tersebut.
Publik Meragukan Penangkapan Bjorka
Banyak netizen menilai bahwa orang yang ditangkap hanyalah kambing hitam, bahkan dicurigai sebagai upaya pengalihan isu. Keraguan semakin kuat setelah muncul akun media sosial yang mengatasnamakan Bjorka dan menyatakan dirinya masih bebas.
Akun tersebut bahkan sempat membagikan potongan data dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang mengelola program Makanan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas pemerintah.
Baca Juga:Kreatif! Modder Bikin LEGO Game Boy Jadi Handheld Console AsliMitos atau Fakta: Radiasi Earbuds Wireless Bisa Membahayakan Tubuh?
Bjorka Bocorkan Data Pribadi Anggota Polri
Pada Sabtu (4/10), melalui situs pribadinya, Bjorka kembali mengejutkan publik dengan membocorkan database berisi lebih dari 341 ribu data pribadi anggota Polri. File berformat CSV dengan ukuran sekitar 40 MB tersebut mencantumkan informasi sensitif seperti nama lengkap, pangkat, unit kerja, nomor ponsel, hingga alamat email.
Bjorka menyebut bahwa orang yang ditangkap polisi bukanlah dirinya, melainkan pengguna lain yang memakai nama samaran yang sama. Ia juga mengklaim membagikan data tersebut secara cuma-cuma sebagai bentuk “balasan” kepada pihak kepolisian.
Data Lama, Tetapi Terverifikasi
Sejumlah warganet bersama pakar keamanan siber seperti Teguh Aprianto mulai menganalisis data yang dibagikan Bjorka. Hasil awal menunjukkan sebagian besar informasi tersebut valid, meskipun sudah tidak sepenuhnya terbaru.
Beberapa anggota Polri yang tercantum dalam database ternyata sudah berganti pangkat maupun lokasi penugasan. Seorang warganet dengan akun @Vilawnn bahkan menyebut data tersebut kemungkinan berasal dari tahun 2017.
Riwayat Peretasan Bjorka di Indonesia
Nama Bjorka bukan pertama kali menjadi sorotan. Hacker ini telah berulang kali membobol data dari lembaga pemerintah maupun perusahaan besar di Indonesia. Pada 2020, ia sempat menghebohkan publik setelah meretas data kependudukan Dukcapil dan ribuan paspor dari Kemendagri.
Klaim penangkapan oleh Polri yang muncul beberapa waktu lalu justru menambah misteri mengenai identitas asli Bjorka. Hingga kini, sosok hacker ini masih menjadi teka-teki besar di dunia siber Indonesia.