Bertahun-tahun Warga Desa Muara Cilamaya Krisis Air Bersih, Kades IyosTagih Janji Dinas PRKP 

Krisis air bersih
Warga Desa Muara Cilamaya sudah lama krisis air bersih.
0 Komentar

KBEonline.id – Sudah enam bulan terakhir warga Dusun Tanah Timbul RT 013/006, Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan mengalami krisis air bersih. Ironisnya, kondisi ini sudah selalu berulang di setiap kemarau panjang tanpa ada solusi konkret dari pemerintah.

Kepala Desa Muara, Iyos Rosita mengatakan, akibat kekeringan ini warga kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Satu-satunya sumber air di dusun itu juga sudah mulai surut dan airnya menjadi keruh.

Sebenernya, kata Iyos, Pemkab Karawang melalui Dinas PRKP sudah melakukan survey ke lokasi dan menjanjikan akan membangun fasilitas sarana air bersih. Namun hingga kini, pembangunan yang dijanjikan itu belum juga terealisasi.

Baca Juga:Penyelesaian Konflik Lahan di Karawang Harus dengan One Map PolicyHEBOH! Tas Snack Raksasa Serbu Karawang, Yuk datangi Ramayana Fair, Harganya Bikin Kaget!

“Kalau diusulkan sudah melalui Dinas PRKP, sudah di survey juga sama pihak dinas tapi belum terealisasi. Harapannya ini bisa segera pak soalnya dampak kekeringan semakin meluas,” ungkap Iyos, Selasa, (7/10) pagi.

Iyos menceritakan, letak geografis Dusun Tanah Timbul yang berdekatan dengan bibir pantai juga menjadi masalah tersendiri. Sejak tahun 2022, kata Iyos, Dusun Tanah Timbul tercatat sudah membuat lima titik sumber air bersih. Namun, karena hanya dikerjakan oleh hasil swadaya masyarakat, sumber-sumber air bersih ini tidak bertahan lama.

“Sebenarnya sudah ada lima titik pengeboran untuk air bersih, tapi selalu tidak bertahan lama. Mungkin karena dusun ini berada di paling ujung ya, dekat dengan pesisir pantai. Saya tidak mengerti apakah yang kita buat itu kurang dalam atau memang tidak ada sumber airnya,” jelasnya.

Ditanya soal fasilitas PDAM, Iyos mengakui sebenarnya di dusun tersebut juga sudah tersambung pipa-pipa air milik PDAM Karawang. Namun, karena wilayahnya yang sangat jauh membuat aliran air dari PDAM ke wilayah itu juga sangat sedikit.

“Kalau PDAM itu sebenarnya ada, tapi airnya sangat kecil juga, jadi sudah lama tidak dimanfaatkan warga. Sumber air disini tadinya ada dan cukup, tapi satu-satu sekarang mulai kering lagi,” kaya Iyos.

Dia mengatakan, akibat kekeringan tersebut ratusan warga dari 65 kepala keluarga kesulitan beraktivitas. Untuk mandi saja mereka harus antre berebut air bersih dengan warga lain di sumber air terakhir yang sudah mulai surut itu.

0 Komentar