KBEonline.id – Wilayah Kabupaten Purwakarta diguncang gempa bermagnitudo kecil pada Selasa (7/10/2025) dini hari. Getaran yang juga dirasakan di Bandung ini berasal dari aktivitas sesar aktif yang belum teridentifikasi di sekitar kawasan utara Gunung Tangkuban Parahu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tiga kali getaran beruntun terjadi antara pukul 01.32 hingga 01.36 WIB.
Gempa pertama berkekuatan magnitudo 2,1 terjadi di timur laut Bandung. Dua menit kemudian, gempa kedua bermagnitudo 1,7 mengguncang wilayah yang sama. Tak lama berselang, gempa ketiga dengan magnitudo 2,2 tercatat berpusat sekitar 14 kilometer timur laut Purwakarta dengan kedalaman 34 kilometer.
Baca Juga:Dorong Kemandirian Ekonomi, Gerai KDMP Cibeber Purwakarta Resmi BeroperasiBupati Launching Program "Poe Ibu", Fokus untuk Pendidikan dan Kesehatan Warga Tak Mampu
Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa episentrum rentetan gempa itu berada di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, wilayah perbatasan Kabupaten Bandung Barat, Subang, dan Purwakarta.
“Episentrum gempanya ada di sekitar Tangkuban Parahu ke arah utara. Gempa ini bukan akibat aktivitas Sesar Lembang, tetapi dari sesar aktif yang belum teridentifikasi,” jelasnya
Daryono menegaskan bahwa kekuatan gempa yang relatif kecil membuatnya tidak berpotensi memicu sesar-sesar besar di sekitarnya.
“Kecil kemungkinan bisa memicu aktivitas dari sesar lain, karena magnitudonya sangat kecil,” ujarnya.
Purwakarta Dikepung Jalur Patahan Aktif
Secara geologis, wilayah Purwakarta berada di kawasan yang cukup kompleks, diapit oleh beberapa sesar besar di Jawa Barat bagian tengah.
Di sebelah selatan, terdapat Sesar Lembang yang membentang dari Cisarua hingga Padalarang dan dikenal aktif memicu guncangan di kawasan Bandung Raya.
Ke arah utara dan timur, Sesar Baribis menjadi salah satu struktur sesar utama yang memanjang dari Purwakarta, Subang, hingga Majalengka. Jalur sesar ini diketahui berpotensi menimbulkan gempa menengah hingga kuat jika aktivitasnya meningkat.
Baca Juga:Situ Buleud, Titik Nol Rasa Purwakarta, Wajib Dikunjungi Para PelancongHAPMI Karawang Juara Umum Festival Pop Singer Jawa Barat 2025, Kini Bidik Kompetisi Nasional
Selain itu, terdapat pula Sesar Tangkuban Parahu–Subang, Sesar Rajamandala, dan Sesar Cirata, yang masing-masing memiliki potensi gerakan tektonik akibat pertemuan sistem geologi Jawa bagian barat.
Kondisi ini membuat Purwakarta masuk dalam wilayah yang secara geotektonik rentan terhadap aktivitas gempa dangkal, terutama dari sesar lokal yang belum seluruhnya terpetakan oleh BMKG maupun Badan Geologi.