Pengamat sepak bola Gusnul Yakin tidak ragu untuk memberikan pujian: “Cahya lebih pantas menggantikan Emil Audero. Ia menunjukkan performa yang mengesankan dalam enam pekan terakhir, dengan refleks yang luar biasa dan kemampuan membaca permainan yang matang.” Di level U-23, Cahya telah membuktikan ketangguhannya, termasuk saat Timnas U-23 berhasil melaju ke babak selanjutnya berkat penyelamatan heroiknya. Ia juga menjadi satu-satunya kiper U-23 yang dianggap layak untuk naik ke tim senior untuk pertandingan ini.
Bayangkan skenario ini: Saat bola liar melayang dari sundulan pemain Saudi, Cahya melompat seperti elang, menepisnya ke sudut. Sorakan penonton Garuda menggema, dan Karawang merayakan! Ini bukan hal yang mustahil, mengingat dedikasinya yang tak pernah surut. “Saya ingin menjadi kiper nomor satu Timnas, baik U-23 maupun senior,” tegas Cahya dalam wawancara terbarunya.
Harapan Karawang: Lebih dari Sekadar Satu Nama
Meskipun saat ini Cahya masih menjadi andalan U-23, panggilannya ke tim senior bisa menjadi kunci keberhasilan Garuda di Ronde 4. Ia bukan sekadar pemain; ia adalah inspirasi bagi generasi muda Karawang yang melihat sepak bola sebagai jalan keluar dari rutinitas. Dengan semangat “dari kampung ke mistar dunia”, Cahya Supriadi menunjukkan bahwa bakat tidak mengenal batas geografis.
Baca Juga:Eksplor Spot Instagramable Bekasi: Pesona Kopi Nako SummareconMengungkap Rahasia Sukses SMA Kristen Penabur Bekasi: Prestasi Gemilang Siswa Unggulan
Apakah Patrick Kluivert akan memanggilnya di jeda berikutnya? Hanya waktu yang akan menjawab. Yang pasti, Karawang siap berteriak: “Cahya, pegang gawang Garuda!” Pantau terus update Timnas Indonesia di situs kami, siapa tahu, besok Cahya sudah menjadi headline ronde 5.