KARAWANG – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Adalah Azara, mahasiswi Program Studi Ilmu Peragaan Fakultas Ilmu Kesehatan angkatan 2023, yang berhasil meraih juara pertama pada ajang internasional Jakarta Open 2025 cabang olahraga Jiu Jitsu pada Februari lalu.
Tak berhenti di situ, Azara juga berhasil meraih juara kedua pada ajang tingkat nasional di Bandung pada Maret 2025. Kedua prestasi ini menegaskan kiprah Azara sebagai salah satu atlet muda berbakat yang mampu bersaing di level nasional maupun internasional.
Perjalanan Azara dalam dunia Jiu Jitsu dimulai sejak SMP pada tahun 2019. Saat itu, ia hanya iseng mengikuti ekstrakurikuler tanpa mengetahui secara mendalam tentang bela diri asal Jepang ini. Namun saat memasuki SMA, ia mulai menyadari bahwa Jiu Jitsu merupakan perpaduan teknik karate, judo, dan taekwondo yang menantang.
Baca Juga:Pantai Sedari Masih 'Primadona' Wisata Karawang, Setor Cuan Retribusi Terbesar ke Pemda, Yuk Simak Datanya!Bank Subang Setor Deviden Rp 4,3 M ke Pemkab Subang, PDAM Cuma Rp 1 M
“Awalnya saya cuma iseng ikut ekskul, tapi pelatih saya menyarankan ikut kejuaraan di Bandung. Waktu itu masih tingkat kabupaten, dan itu jadi pengalaman pertama saya,” ujar Azara.
Namun perjalanan tersebut tidak selalu mulus. Azara sempat tidak direstui orang tuanya untuk menekuni bela diri karena saat SMA ia bersekolah di pesantren. Meski demikian, Azara bertekad ingin berbeda dari saudara-saudaranya dan berusaha meyakinkan kedua orang tua bahwa dirinya mampu memberi prestasi terbaik.
Keyakinan itu berbuah hasil. Pada tahun 2019, Azara berhasil meraih juara kedua di ajang nasional tingkat kelompok yang digelar di Bandung. Prestasi tersebut menjadi batu loncatan penting bagi kariernya hingga bisa menorehkan kemenangan di tingkat internasional.
Momen paling berharga bagi Azara adalah saat tampil di Jakarta Open 2025. Menjelang pertandingan, ia sempat mengalami kecelakaan yang membuat orang tuanya melarang kembali mengikuti bela diri. Namun dengan tekad kuat, Azara tetap maju bertanding meski dalam kondisi tubuh yang masih sakit.
“Saya orangnya nekat. Saya ingin membuktikan kalau saya bisa, meskipun kondisi waktu itu tidak mudah,” katanya.
Meski harus membagi waktu antara kuliah dan latihan, Azara menegaskan hal itu tidak mengganggu aktivitas akademiknya.