KBEOnline.id – Studio lokal GameChanger dikenal dengan seri “My Lovely…” yang sukses di ranah visual novel. Namun, kali ini mereka mengambil langkah berani lewat proyek baru berjudul 1998: The Toll Keeper Story. Berbeda dari karya sebelumnya, game ini mengusung gameplay yang terinspirasi dari Papers, Please, lengkap dengan nuansa politik dan sosial yang kuat.
Kisah Dewi di Tengah Kekacauan Tahun 1998
1998: The Toll Keeper Story mengisahkan Dewi, seorang penjaga gerbang tol yang sedang hamil. Latar waktunya berada di masa kelam sejarah Indonesia, tepatnya saat kerusuhan besar 1998 yang menandai berakhirnya era Orde Baru dan awal Reformasi. Meski tragedi nasional tersebut menjadi latar besar, fokus utama cerita berada pada kehidupan sehari-hari Dewi, suaminya Heru yang bekerja sebagai sopir taksi, serta perjuangan mereka bertahan hidup di tengah situasi tidak menentu.
Game ini membawa perspektif mikro dari tragedi besar nasional. Alih-alih menyoroti tokoh penting atau peristiwa politik besar, kisahnya menampilkan penderitaan rakyat biasa yang harus beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi yang drastis. Narasi ini dikemas secara menyentuh dan tidak eksploitif, menjadikannya salah satu representasi paling realistis tentang dampak kerusuhan terhadap masyarakat kecil.
Baca Juga:Butuh 14 Tahun Petualangan, Player Minecraft Ini Akhirnya Menemukan Far LandsBye Nomor Telepon! WhatsApp Segera Rilis Fitur Username
Gameplay Terinspirasi Papers, Please
Dari sisi gameplay, 1998: The Toll Keeper Story memadukan mekanisme simulasi pekerjaan dengan elemen manajemen moral. Pemain berperan sebagai Dewi yang harus menjalankan tugas menjaga gerbang tol setiap hari. Pekerjaan terlihat sederhana—memeriksa kendaraan, menghitung uang tiket, dan mengikuti aturan pemerintah—namun semakin lama semakin kompleks.
Seiring waktu, sistem dalam game memperkenalkan tantangan tambahan seperti aturan ganjil-genap, pembatasan berat kendaraan, dan misi penyebaran propaganda demi menambah penghasilan. Setiap kesalahan dalam perhitungan atau keputusan dapat berdampak pada gaji Dewi, memaksa pemain berpikir strategis antara kebutuhan ekonomi dan tanggung jawab moral.
Berbeda dari Papers, Please yang menekankan pemeriksaan paspor, di sini pemain lebih sering berurusan dengan perhitungan uang tol dan regulasi lalu lintas. Meskipun sederhana, sistem ini tetap memberikan tekanan psikologis dan rasa realisme yang kuat.