Purwakarta Perkuat Standar SPPG dan Keamanan Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Purwakarta
Pemerintah Purwakarta mulai memperkuat pelaksanaan Program MBG dengan peresmian SPPG di Desa Nangerang, Kecamatan Wanayasa.
0 Komentar

KBEonline.id – Pemerintah Kabupaten Purwakarta mulai memperkuat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan peresmian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Nangerang, Kecamatan Wanayasa, Selasa (7/10/2025).

Langkah ini menjadi bagian dari upaya sistematis daerah dalam menurunkan angka stunting, meningkatkan status gizi anak, dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul sejak usia dini.

Program MBG merupakan salah satu prioritas nasional yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Di Purwakarta, kebijakan ini diterjemahkan dalam bentuk layanan gizi terstandar melalui jaringan SPPG yang tersebar di berbagai kecamatan.

Baca Juga:Duh, Sesar Aktif Belum Teridentifikasi Guncang Purwakarta, BMKG Minta Warga WaspadaDorong Kemandirian Ekonomi, Gerai KDMP Cibeber Purwakarta Resmi Beroperasi

Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein (Om Zein) menegaskan bahwa keberhasilan MBG tidak hanya bergantung pada distribusi makanan, tetapi juga pada pengawasan mutu, higienitas, dan manajemen waktu penyajian.

“Program MBG bukan hanya soal memberi makan, tetapi memastikan gizi yang masuk benar-benar berkualitas dan aman. Karena di situlah kunci membangun generasi emas Purwakarta,” ujarnya.

SPPG di Desa Nangerang merupakan fasilitas ketiga di Kecamatan Wanayasa yang telah memenuhi standar higienis berdasarkan uji laboratorium dan uji mutu air.

Bupati menjelaskan, setiap titik SPPG dilengkapi tenaga ahli gizi dan tenaga kesehatan yang melakukan pengawasan langsung terhadap bahan baku, proses masak, hingga pendistribusian.

Sebanyak 600 penjamah pangan telah dilatih untuk memahami standar keamanan makanan dan higienitas dapur. Selain itu, pemerintah daerah juga melakukan uji laboratorium berkala terhadap air dan bahan pangan yang digunakan.

“Kami ingin memastikan semua proses berjalan sesuai standar kesehatan. Tidak boleh ada kompromi terhadap kualitas,” tegas Om Zein.

Untuk menjaga nilai gizi, waktu pemasakan diatur ketat oleh ahli gizi. Makanan tidak boleh dimasak terlalu sore agar tetap segar dan layak konsumsi saat disajikan.

Baca Juga:Bupati Launching Program "Poe Ibu", Fokus untuk Pendidikan dan Kesehatan Warga Tak MampuSitu Buleud, Titik Nol Rasa Purwakarta, Wajib Dikunjungi Para Pelancong

Hingga kini, tercatat 108 titik SPPG di Purwakarta, dengan sekitar 40 di antaranya sudah aktif beroperasi.

Setiap titik dirancang tidak hanya untuk memasak dan menyalurkan makanan bergizi, tetapi juga menjadi pusat edukasi gizi dan perilaku hidup sehat bagi masyarakat desa.

Pemerintah daerah berencana menjadikan sistem SPPG ini sebagai model terpadu untuk mempercepat pencapaian target penurunan stunting di bawah 10 persen dan memperkuat ketahanan pangan lokal melalui kemitraan dengan petani dan UMKM pangan.

0 Komentar