BNPT Peringatkan: Kelompok Radikal Gunakan Game Online untuk Rekrut Generasi Muda

BNPT Peringatkan: Kelompok Radikal Gunakan Game Online untuk Rekrut Generasi Muda
BNPT Peringatkan: Kelompok Radikal Gunakan Game Online untuk Rekrut Generasi Muda
0 Komentar

KBEonline.id – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan peringatan serius mengenai potensi penyusupan paham radikal dan ekstremis melalui game online yang banyak dimainkan anak dan remaja. Fenomena radikalisasi di dunia gaming ini disebut bukan lagi kemungkinan, tetapi sudah mulai terjadi dengan pola yang sistematis.

Peringatan ini disampaikan langsung oleh Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Sudaryanto, dalam Dialog Kebangsaan Bersama Organisasi Masyarakat dan Tokoh Perempuan yang digelar di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Selasa (8/10).

Kelompok Radikal Mulai Masuk Melalui Permainan Online

Menurut BNPT, kelompok berpaham ekstrem mulai memanfaatkan platform game online seperti Roblox untuk membangun komunikasi awal dengan anak-anak muda. Fitur interaksi melalui chat voice atau pesan dalam game menjadi celah yang digunakan untuk mendekati target secara perlahan.

Baca Juga:Unik! Joko Anwar Dikonfirmasi Tampil di Game Lokal AGNIResmi! Free Fire Gandeng Digimon Adventure, Simak Tanggal Kolaborasinya

“Sekarang sudah ada upaya sistematis dari kelompok berpaham radikal untuk merekrut anak-anak muda lewat game online,” ujar Mayjen TNI Sudaryanto, dikutip dari VOI.

Setelah mendapatkan perhatian dan kedekatan emosional, para pelaku biasanya mengalihkan komunikasi ke WhatsApp atau Telegram. Di tahap inilah doktrin intoleran dan narasi kebencian mulai disisipkan secara bertahap.

BNPT Tekankan Pentingnya Pengawasan Orang Tua

BNPT menyoroti rendahnya kesadaran orang tua terhadap aktivitas digital anak, terutama saat bermain game online. Banyak yang menganggap game sebatas hiburan, tanpa menyadari bahwa komunikasi virtual bisa menjadi media rekrutmen berbahaya.

Sudaryanto menegaskan bahwa peran keluarga, terutama ibu dan perempuan, sangat penting dalam membentengi nilai toleransi dan menghindarkan anak dari lingkungan digital yang berpotensi memicu radikalisasi.

“Perempuan adalah pilar utama keluarga. Dari merekalah nilai dasar kehidupan, toleransi, dan moderasi pertama kali ditanamkan,” ucapnya.

Fenomena Ini Sudah Menjadi Perhatian Dunia Internasional

Isu radikalisme melalui game online bukan hanya menjadi perhatian Indonesia, tetapi juga lembaga internasional. Pada Desember 2024, pakar PBB memperingatkan bahwa platform seperti Roblox dan Fortnite telah menjadi ruang baru bagi kelompok ekstremis digital.

Beberapa kasus nyata yang pernah terjadi:

  • Singapura (2024) – Remaja 16 tahun ditangkap karena membuat simulasi militer di Roblox yang menarik ratusan pemain untuk bergabung dalam komunitas berpaham radikal.
  • Amerika Serikat dan Jerman – Game online digunakan untuk menyebar narasi kebencian dan propaganda supremasi, termasuk ideologi neo-Nazi.
0 Komentar