Saat Mall-mall Legendaris di Bekasi Tutup, Borobudur Plaza Jadi Nostalgia, Grand Mall Megah di Masa Lalu

Grand Mall
Grand Mall Bekasi.
0 Komentar

Di belakang gedung, tumpukan karung dan sampah berserakan. Tidak ada lagi keramaian, hanya sisa-sisa kehidupan urban yang ditinggalkan.

Grand Mall Bekasi Megah di Masa Lalu

Beberapa kilometer dari sana, Grand Mall Bekasi di Jalan Jenderal Sudirman juga bernasib sama. Mal yang berdiri sejak 1998 ini dulunya menjadi simbol modernitas Bekasi, lengkap dengan bioskop, pusat kuliner, dan department store ternama.

Ia sempat disebut sebagai salah satu mal terbesar di kota ini — tempat anak muda nongkrong, keluarga berbelanja, dan warga menikmati akhir pekan tanpa harus ke Jakarta.

Baca Juga:Ribuan Penari Meriahkan Indonesia Menari 2025 di Park Mall Resinda KarawangRibuan Penari Meriahkan Indonesia Menari 2025 di Mall Pakuwon Bekasi Ikut Jadi Tuan Rumah Perdana

Kini, pintu utama Grand Mall terkunci. Lampu-lampu padam. Lantai marmer yang dulu berkilau kini berdebu. Dari luar, masih ada beberapa ruko yang bertahan, seperti lembaga pembiayaan dan warung kopi, tapi sebagian besar area mal gelap gulita.

Icha (20), penjaga salah satu ruko yang masih buka di area luar, mengaku nyaris tak ada pengunjung “Enggak ada orang ke sini lagi. Dulu ramai banget, tapi sekarang toko-toko pada tutup semua,” katanya.

Sufala Handri, Senior Head Department Marketing Communication Grand Mall Bekasi, menjelaskan bahwa penutupan ini bersifat sementara, berlaku sejak 1 Januari 2025.

“Operasional bagian mal atau ritel memang kita tutup sementara sesuai keputusan manajemen. Banyak tenant yang juga tutup karena tekanan ekonomi dan biaya operasional yang tinggi,” katanya.

Menurut Sufala, keputusan tersebut diambil setelah pandemi Covid-19 memperparah penurunan daya beli masyarakat. “Efek pandemi itu masih terasa sampai sekarang. Masyarakat masih menahan belanja, apalagi untuk sektor ritel. Kita terus berbenah, tapi pemulihan belum maksimal,” ujarnya.

Manajemen Grand Mall, kata Sufala, kini tengah menyiapkan terobosan baru untuk menghidupkan kembali kegiatan bisnis, meski masih dalam tahap pembahasan internal.

Gaya Hidup Digital Menggeser Ruang Sosial

Tutupnya dua mal legendaris ini bukan sekadar kisah bisnis yang gagal bertahan. Ia adalah potret pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan, terutama di wilayah penyangga Jakarta seperti Bekasi.

Baca Juga:Bupati Aep Bakal Sulap Jalupang jadi Pembangkit Listrik Tenaga SampahWaspadai Area Blindspot, Perhatikan 6 Kunci Aman Berkendara di Jalan Raya

Dulu, mal bukan hanya tempat berbelanja. Ia adalah ruang sosial tempat bertemu, berinteraksi, bahkan menjadi simbol status. Namun kini, fungsi itu telah berpindah ke layar ponsel. Masyarakat lebih memilih belanja dari rumah, memesan makanan lewat aplikasi, dan berinteraksi di dunia maya.

0 Komentar