PURWAKARTA- Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, dua puluh lima petani dari berbagai wilayah di Indonesia menerima penghargaan Master Panen 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada para petani yang berhasil membuktikan bahwa kemajuan pertanian dapat dicapai melalui penerapan teknologi modern, penggunaan benih hibrida unggul, serta semangat berbagi dan gotong royong dalam membangun komunitas tani yang lebih kuat.
Salah satu penerima penghargaan ini adalah Jarwan, petani berusia 40 tahun asal Kebumen, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai pelopor budidaya cabai keriting Tangguh F1 di daerahnya. Dengan penerapan teknik tanam yang efisien dan penggunaan benih unggul, Jarwan berhasil mencapai hasil panen yang stabil dan berkualitas. Tidak puas dengan keberhasilan pribadi, Jarwan kini aktif membina lebih dari 200 petani lainnya, membagikan pengalamannya melalui pelatihan dan kelompok tani binaan. “Petani Indonesia bisa maju kalau saling bantu. Saya ingin ilmu ini jadi manfaat untuk banyak orang,” katanya dengan semangat.
Penerima penghargaan Master Panen dari Simalungun, Sumatera Utara, Pandi Wibowo adalah petani yang menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dapat mengubah nasib petani. Dengan membudidayakan cabai keriting unggul dan timun Batara F1, pria yang akrab disapa Mas Bowo itu pernah mencatatkan pendapatan hingga Rp 600 juta dalam satu kali panen cabai. Namun, yang lebih membanggakan, Mas Bowo kini aktif membina 30 petani lain agar mampu mencapai hasil serupa. “Kesuksesan yang tidak dibagikan akan berhenti di diri sendiri. Saya ingin makin banyak petani di daerah saya bisa merasakan panen berlimpah seperti saya,” ungkapnya.
Baca Juga:Karawang Bersinar di FTBI Jabar: Jenjang SD Tempati Empat Besar, SMP di Urutan LimaKPK Soroti Seleksi Sekda Kabupaten Bekasi: Jangan Ada Orang Titipan dan Bebas Konflik Kepentingan
Demikian juga dengan Edi Sukro, petani berusia 35 tahun yang menjadi salah satu sosok inspiratif penerima penghargaan asal Banyuwangi, Jawa Timur. Edi Sukro adalah sosok petani dengan tekad kuat dan semangat belajar tinggi yang sukses membudidayakan melon Davina F1 dan semangka dengan hasil yang melimpah. Tidak hanya berhenti di keberhasilan pribadi, Edi kini aktif membina lebih dari 50 petani muda untuk menerapkan teknologi budidaya modern dan memilih benih hibrida berkualitas tinggi. “Keberhasilan bukan hanya soal panen besar, tapi bagaimana kita bisa menularkan semangat dan ilmu agar petani lain ikut maju,” ujar Edi.