“Ini artinya ada pola pengawasan yang perlu diperbaiki di fasilitas pelayanan kesehatan kita. Kemenkes tidak boleh mengabaikan kasus seperti ini,” ujarnya.
Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa itu menilai, jika benar terjadi kelalaian, maka hal ini merupakan pelanggaran berat terhadap standar operasional dan etika profesi kedokteran. Karena itu, ia akan meminta klarifikasi langsung dari Kemenkes serta mendorong adanya audit medis terhadap rumah sakit terkait.
Lebih jauh, Ninik mengimbau seluruh tenaga medis di Indonesia agar senantiasa menjunjung tinggi etika medis, profesionalisme, dan akuntabilitas dalam setiap tindakan pelayanan.
Baca Juga:Warga Babelan Ini Nekat Curi Motor sambil Bawa Anak dan IstriAda Tumpukan Sampah di PT Xaviera Global Synergy milik Ratu Sampah, Wilda Yanti
Sebeleumnya, masyarakat Kabupaten Bekasi digemparkan dengan beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan jasad seorang wanita dengan luka bekas operasi di bagian perut bawah yang tidak dijahit, melainkan hanya disumpal dengan kain kasa.
Korban diketahui bernama Mursiti (62), warga Kampung Pamahan, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Ia diduga menjadi korban kelalaian medis setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Hastien, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.
Peristiwa bermula ketika Mursiti mengalami keluhan bisul dan dibawa keluarga ke rumah sakit tersebut pada Senin (6/10). Setelah diperiksa di ruang UGD, korban menjalani operasi pada Selasa (7/10) sekitar pukul 09.00 WIB. Sehari kemudian, Rabu (8/10), korban diizinkan pulang ke rumah setelah mendapatkan perawatan pascaoperasi.Namun, kondisi korban terus menurun hingga meninggal dunia pada Sabtu dini hari (11/10) di rumahnya.
Video kondisi jenazah Mursiti kemudian viral di media sosial. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, terlihat warga menarik kain kasa sepanjang sekitar 50 sentimeter dari luka di bagian perut bawah korban. Luka tersebut tampak terbuka dengan dua lubang selebar lebih dari lima sentimeter.
Menurut keterangan adik korban, Acih Sukarsih (41), keluarga tidak mengetahui adanya tindakan operasi di bagian bawah perut.
“Kami kaget karena waktu mengganti pampers, ternyata luka di bawah perut terbuka dan berisi kasa. Tidak dijahit, hanya disumpal kapas. Dokter tidak pernah menjelaskan soal itu,” ujar Acih Sukarsih kepada kbeonline.id.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Sumberurip, Jajang Sujai, yang turut mendampingi keluarga saat mendatangi pihak rumah sakit, menyebut pihak RS Hastin telah mengakui adanya kasa di dalam luka operasi.