KABUPATEN BEKASI – Kondisi bangunan Islamic Centre di Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, kini memprihatinkan. Gedung megah milik Pemerintah Kabupaten Bekasi itu telah belasan tahun mangkrak tanpa perawatan dan kini hanya menyisakan dinding rapuh, atap bolong, serta semak belukar yang menutupi area sekitarnya.
Pantauan Cikarang Ekspres, Selasa (14/10/2025), kompleks Islamic Centre yang terdiri dari tiga bangunan tampak tak terurus. Satu bangunan utama bahkan kehilangan genteng dan sebagian besi penopangnya, sementara lantainya masih berupa tanah tanpa ubin. Dindingnya penuh coretan, jendela dan pintu tak terpasang, dan cahaya matahari menembus dari lubang atap.
Di sekeliling bangunan, ilalang tumbuh setinggi pinggang, dan burung-burung tampak bersarang di antara rerimbunan. Dua bangunan lainnya juga mengalami kerusakan serupa, meski kondisi atapnya masih sedikit lebih baik.
Baca Juga:98,34 Persen Warga Karawang Sudah Tercover Layanan Kesehatan Gratis, Tahun 2026 Anggaran Naik Jadi Rp 330 MSaat ini IGD RSUD Karawang Penuh, Pasien Diminta Pake Layanan SPGDT Saja, Apa Itu SPGDT? Begini Penjelasannya
Gedung yang dibangun sekitar tahun 2009 pada masa Bupati Sa’duddin itu disebut-sebut akan digunakan untuk pusat kegiatan keagamaan dan asrama haji. Namun, proyek tersebut tak pernah rampung hingga kini. Sejak lama, lokasi ini bahkan sering dijadikan warga sebagai tempat menerbangkan drone dan mengambil gambar.
“Kondisinya memang enggak terawat, tiap minggu ada aja yang nge-drone di situ. Dulu katanya buat penampungan haji, tapi enggak jadi apa-apa,” ujar Muliati (50), warga sekitar kepada Cikarang Ekspres
Sementara itu, warga lain, Rosyid (63), menyarankan agar bangunan itu dimanfaatkan kembali untuk kepentingan masyarakat.
“Daripada mangkrak begitu, mending dibikin rumah sakit aja,” katanya.
Selain terbengkalai, gedung tersebut juga menjadi sasaran pencurian material. Warga menyebut, genteng, besi, hingga material bangunan lain diambil orang-orang tak bertanggung jawab.
“Tadinya atapnya rapat, tapi dimaling. Besi-besinya juga dipotong-potong siang-siang buat dijual,” tuturnya.
Kini, aset daerah yang nilainya mencapai miliaran rupiah itu nyaris tinggal puing. Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan agar bangunan tersebut tidak semakin rusak dan bisa kembali dimanfaatkan untuk kepentingan publik. (iky/mhs)