Upaya ini mendapat apresiasi dari Kementerian Koperasi dan UKM, yang saat itu dipimpin oleh Menteri Puspayoga.
Bahkan Duta Koperasi Dedi Gumelar menyebut KUKK sebagai contoh koperasi yang sukses dan bisa ditiru daerah lain.
Sayangnya, sistem di Tomiko Mart masih banyak yang manual.
Anggota sering kesulitan cek sisa limit belanja atau perkiraan SHU karena belum ada aplikasinya. Belum ada layanan antar juga, jadi harus datang langsung.
Baca Juga:Sinopsis Dhot Design: Gea Pulang ke Indonesia, Apakah Ingat Dhot Pacar atau Jerry Mantan Pacar?Karawang Bakal Punya Pabrik Beko! LiuGong Rogoh Rp5,2 Triliun Bangun Fasilitas, Target Produksi 5.000 Unit
Untuk mengatasi ini, pernah dirancang sebuah aplikasi toko online khusus Tomiko Mart.
Aplikasi ini bisa dipakai buat belanja online, cek limit, perkiraan SHU, dan bayar langsung di tempat (COD).
Ini adalah langkah awal menuju toko modern yang lebih praktis.
Keberadaan toko ini beneran membantu anggota. Selain harganya lebih murah, mereka juga dapat bagian dari keuntungan toko lewat SHU.
Jadi, bukan cuma belanja, tapi juga ikut punya toko. Waktu dan tenaga juga hemat karena lokasinya dekat rumah dan pabrik.
Hingga kini, Tomiko Mart sudah punya 35 gerai yang tersebar di Karawang.
Meskipun info terbaru tentang gerai Perumnas kurang banyak, keberhasilan jaringan ini membuktikan bahwa koperasi bisa jadi kekuatan ekonomi yang besar.
Upaya digitalisasi terus berjalan biar layanannya makin baik ke depannya. (Vionisya Citra)