4. Biaya Produksi dan Perawatan Tinggi
Penggunaan layar lengkung meningkatkan risiko kerusakan dan biaya perbaikan. Panel curved lebih sulit diganti dan memerlukan komponen khusus. Hal ini tidak ideal untuk perangkat flagship yang dituntut memiliki reputasi ketahanan tinggi. Sementara pada smartphone midrange, risiko tersebut lebih dapat diterima oleh konsumen karena faktor harga.
Brand Midrange Manfaatkan Layar Curved Sebagai Daya Tarik Premium
Turunnya biaya produksi panel OLED membuat brand kelas menengah bisa menghadirkan layar lengkung dengan harga lebih terjangkau. Strategi ini efektif menarik perhatian pengguna yang ingin merasakan sensasi perangkat premium tanpa harus membeli flagship.
Bagi sebagian konsumen, visual mewah masih menjadi faktor utama sebelum mempertimbangkan fungsi jangka panjang. Hal tersebut dimanfaatkan oleh brand midrange untuk membangun persepsi kualitas melalui desain.
Baca Juga:Summer Game Fest 2026 Umumkan Jadwal Acara, Siap Jadi Pesta Game Terbesar Tahun Depan!Kenapa Pemain China dan Rusia Ramai-ramai Beri Review Buruk untuk Battlefield 6 di Steam?
Samsung menghentikan penggunaan layar curved karena mempertimbangkan aspek ergonomi, kenyamanan penggunaan, biaya perbaikan, dan strategi fokus pada teknologi layar lipat. Di sisi lain, brand midrange melihat layar lengkung sebagai alat pemasaran visual untuk menarik perhatian pembeli di segmen menengah.
Tren ini memperlihatkan bahwa inovasi desain tidak hanya soal teknologi terbaru, tetapi juga bagaimana produsen memahami kebutuhan dan ekspektasi pasar di tiap segmen harga.
Menurutmu, apakah layar lengkung masih relevan untuk smartphone masa kini, atau sudah saatnya industri beralih ke fokus lain seperti layar lipat dan panel dengan bezel ultra tipis?
(*)