“Masyarakat sebaiknya tidak mudah terprovokasi oleh potongan tayangan. Pahami konteksnya terlebih dahulu agar tidak menimbulkan salah tafsir,” pesannya.
Ia menekankan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berperan besar dalam membentuk karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, menjaga citra pesantren berarti juga menjaga nilai-nilai luhur dalam dunia pendidikan Indonesia.
“Jika kita salah memahami pesantren, berarti kita ikut mengikis nilai luhur pendidikan bangsa sendiri,” pungkas Tajudin.(Aufa)