Mengulur Waktu, Menebus Dosa di Jalur Laut Utara

Otak Jawara
Perahu nelayan di Dusun Tangkolak melintasi Gugus Terumbu Karang Sendulang, tempat paranje Otak Jawara ditanam.
0 Komentar

Salah satu kekayaan alam yang menonjol di wilayah ini adalah Hutan Mangrove Tangkolak seluas tujuh puluh hektare. Sebuah area wisata berbasis konservasi yang digerakkan oleh masyarakat setempat. Hutan mangrove itu bukan hanya benteng alami penahan abrasi, tetapi juga rumah bagi berbagai burung air seperti bangau dan kuntul. Di tengah keseharian warga, keberadaannya menjadi penopang kehidupan, pelindung daratan, sekaligus sumber kebanggaan bagi dusun kecil di tepi Laut Jawa ini.

Nada Hana, perempuan pemerhati pariwisata asal Karawang dari Universitas Sebelas Maret, melihat keragaman Tangkolak sebagai peluang. Baginya, Tangkolak bukan sekadar dusun nelayan, melainkan pintu untuk membangun wajah baru pariwisata Karawang.

“Potensi wisata Tangkolak bisa diolah menjadi daya tarik wisata bahari Karawang,” kata Nada, Kamis (11/9/2025).

Baca Juga:MUI Karawang Kecam Tayangan Trans7 yang Dinilai Keliru Gambarkan Tradisi PesantrenDPRD Karawang Bakal Panggil RS Hastien Senin Depan Terkait Dugaan Malpraktik

Ia juga membayangkan Tangkolak dengan hutan mangrove yang cukup melimpah, kemudian Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pesisir pantai yang eksotis, jadi paket komplit untuk sarana wisata kuliner makanan laut seperti di kota-kota besar.

Di samping itu, kekayaan lingkungan di Tangkolak berpotensi menjadi panggung wisata. Nada menyebutkan, misalnya melalui kegiatan hajat laut yang merawat tradisi, trip mancing di laut, hingga penjelajahan bagi wisatawan. Kekayaan laut juga dapat dikembangkan menjadi wisata kuliner dan belanja di kampung nelayan, serta trip snorkeling ke gugus terumbu karang, dengan sistem perjalanan yang sekaligus memberi nafkah bagi warga pesisir.

“Keterlibatan aktif pemerintah, masyarakat lokal, komunitas, seniman lokal, dan pelaku usaha akan jadi landasan untuk membangun pariwisata berkelanjutan,” tambahnya.

Gagasan itu sejalan dengan arah kebijakan pemerintah daerah. Bupati Karawang saat ini, Aep Syaepuloh, menegaskan bahwa laut Karawang bukan sekadar sumber nafkah, melainkan juga ruang masa depan yang harus dijaga.

“Selain memiliki gunung dan sawah, Karawang juga punya laut, dengan sepuluh hingga sebelas titik terumbu karang. Tidak semua kabupaten memiliki kekayaan seperti ini,” ujar Bupati Aep, Jumat (12/9/2025).

Menurutnya, pemerintah sedang menggenjot pariwisata berbasis lingkungan, sambil berkoordinasi dengan dinas terkait agar potensi karang tidak sekadar jadi catatan di atas kertas. Namun ia juga memberi peringatan agar masyarakat tidak tergoda melakukan perburuan harta karun di situs BMKT.

0 Komentar