Mengulur Waktu, Menebus Dosa di Jalur Laut Utara

Otak Jawara
Perahu nelayan di Dusun Tangkolak melintasi Gugus Terumbu Karang Sendulang, tempat paranje Otak Jawara ditanam.
0 Komentar

“Wajah yang tadinya lesu itu perlahan berubah menjadi senyuman. Pak Bupati benar-benar hadir dan peduli dengan kebutuhan masyarakat di sekitar Pantai Tanjung Baru ini,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

Proyek betonisasi sepanjang 1,5 kilometer dengan lebar 5 meter kini sedang dikerjakan di titik yang paling parah kerusakannya.

“Menurut informasi dari hasil monitoring saya ke lapangan minggu lalu, jalan diproyeksikan bisa selesai pada akhir tahun ini,” kata Ade.

Baca Juga:MUI Karawang Kecam Tayangan Trans7 yang Dinilai Keliru Gambarkan Tradisi PesantrenDPRD Karawang Bakal Panggil RS Hastien Senin Depan Terkait Dugaan Malpraktik

Bagi warga, pembangunan ini bukan sekadar proyek wisata. Sumarno (56), petani yang juga melaut di sela musim panen, berharap jalan yang dibeton bisa memudahkan pengiriman hasil bumi dan tangkapan laut.

“Dulu kalau mau kirim ikan atau panen padi susah, jalannya hancur. Sekarang mudah-mudahan lancar lagi,” katanya, Senin (29/9/2025).

Ahmad (29), warga lainnya, menambahkan, jalan Tanjung Baru sudah berkali-kali diperbaiki namun rusak lagi.

“Kalau cuma pengerasan sudah dari zaman dulu juga begitu, akhirnya gagal terus. Semoga kali ini beda,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

Di antara hamparan pasir dan suara ombak sore, warga kini mulai membersihkan kembali warung- warung lama mereka. Harapan yang sempat tenggelam di antara lumpur dan jalan berlubang perlahan muncul lagi, seiring langkah kecil pemerintah membenahi jalur menuju laut.

Begitulah laut Tangkolak hari ini berdiri di antara dua wajah, wajah luka masa lalu yang diingat lewat cerita Nanang, dan wajah baru yang dirajut Dama bersama kawan-kawan muda. Dari kompresor tambal ban menuju regulator, dari linggis menuju paranje, dari congkel menuju transplantasi. Sebuah perjalanan panjang masyarakat pesisir memulihkan laut yang dulu mereka lukai.

Bukan perkara mudah, sebab laut menyimpan ingatan panjang. Dari pusara kapal VOC hingga mitos Dewi Lanjar. Namun, setiap fragmen karang yang tumbuh, setiap ikan kecil yang kembali berenang, seolah berbisik bahwa luka bisa pulih, dan dosa bisa ditebus, perlahan, dengan tangan yang sama yang dulu melukainya.

Baca Juga:Dugaan Malpraktik RS Hastien Diadukan ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, Ketua DPRD: Kita Panggil Pihak RSPHE ONWJ Tandatangani Perjanjian Jual Beli Gas dengan PT Energi Nusantara Perkasa

Upaya ini memang terlihat hanya titik kecil di samudra luas. Dari lima ribu hektare laut Karawang yang dulu menyimpan hutan karang, Otak Jawara baru menyentuh 0,28 hektare, serupa pulau kecil di tengah padang luka. Sudah empat ratus dua puluh paranje diturunkan, tiga ribu empat ratus fragmen ditanam, melahirkan tanda-tanda kehidupan yang perlahan pulih.

0 Komentar