“Festival itu kan biasanya ada kayak semacam barongsai, kita arak-arak. Nah, ini murni partisipasi masyarakat gitu, mereka nyumbang untuk acara Festival Kali Gabus,” ucap dia.
Menurut dia, tak ada sedikitpun dana atau anggaran dari pemerintah yang digunakan dalam pembuatan patung tersebut.
“Kalau saya tanya ke warga pengrajinnya, itu menghabiskan dana sekitar Rp 2,5 juta. Itu murni dari dana warga, tanpa ada campur tangan kami (pemerintah),” kata dia.
Baca Juga:Satpol PP Bongkar Pagar Besi Toko Material di Bahu Jalan Perumnas yang Viral, Besok Pemiliknya DipanggilPersib Bandung Makin Banyak Dihuni Pemain Timnas, Egy Maulana Vikri ke Bandung Oktober Ini!
Sebelumnya, patung gabus tersebut ditempatkan di pinggir Kali Gabus, kemudian dipindahkan ke depan pintu keluar tol sebagai bentuk pemasaran budaya dan identitas Kampung Gabus.
Sementara itu, Edi (46) warga asli Desa Gabus Srijaya mengaku mengetahui proses pembuatan patung ikan gabus tersebut sejak awal.
“Awalnya kan pas 17 Agustus-an diadain mancing gratis tuh di Kali Gabus. Warga pada patungan gitu buat bikin karnaval nih, apa yang seru? Ya sudah patung ikan gabus,” jelas Edi.
Menurut Edi, sejak zaman dahulu, kawasan tempat tinggalnya memang terkenal memiliki rawa yang penuh dengan ikan gabus.
Sehingga, patung tersebut pun dipilih sebagai gambaran identitas dan kearifan budaya warga Kampung Gabus yang masih eksis hingga saat ini.
“Dari zaman dulu memang, kalau kata orang tua saya itu rawa semua. Dari rawa sampai ke got, selokan lah bahasanya, itu banyak banget ikan gabusnya, terkenal lah,” kata Edi.
Bahkan, orang-orang Kampung Gabus di zaman dahulu percaya bahwa bentuk kampungnya apabila dilihat dari peta, akan membentuk seperti ikan gabus.
Baca Juga:Transfer Joey Pelupessy ke Persib Bisa Dikebut, Desember Sudah Berseragam BiruMakin Dekat Dengan Persib Bandung, Ini Dia Profil Lengkap Joey Pelupessy!
Mulai dari kawasan ujung yang menjadi kepalanya dan permukiman yang berbelok-belok membentuk badan, sirip, sampai pada ekor ikan gabus.
Bahkan, kata Edi, di Jakarta dan sekitarnya, olahan ikan gabus yang ada di daerah Tambun Utara merupakan yang terbaik dari segi cita rasa kuliner.
“Kita kan dari dulu emang udah akrab banget sama gabus. Saya yakin, mohon maaf ya, sama daerah lain, pasti beda. Walaupun bawa nama restoran Gabus, tapi pasti beda. Pucungnya itu beda sama orang asli sini,” pungkas Edi. (Iky)