Kenapa Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Dijuluki Raja Bongkar? Begini Penjelasan Lengkapnya!

Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Raja Bongkar
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Raja Bongkar
0 Komentar

KBEonline.id– Julukan “Raja Bongkar” kini melekat pada sosok Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang. Sebutan itu pertama kali dilontarkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, sebagai bentuk apresiasi sekaligus sindiran jenaka atas langkah tegas sang bupati dalam menertibkan ribuan bangunan liar di wilayah Kabupaten Bekasi.

‎‎Julukan tersebut muncul saat Dedi menghadiri kegiatan penataan kawasan bantaran sungai di wilayah Tambun Selatan, Bekasi. Dalam sambutannya, Gubernur yang dikenal blak-blakan itu tak bisa menahan kekaguman terhadap keberanian Ade Kuswara dalam mengambil langkah berisiko.

‎‎“Bupati Bekasi si Raja Bongkar. Dia yang bongkar, saya yang bayar!” ucap Dedi disambut tawa dan tepuk tangan warga.

Baca Juga:Pemain Persib Bandung Kompak Targetkan Kemenangan, Demi Lolos Fase Grup ACL Two, Ini Yang Disampaikan!Netizen dan PSSI Kebanyakan Mimpi, Alex Pastoor: Negara Peringkat 119 Mustahil ke Piala Dunia

‎‎Bongkar Ribuan Bangunan Liar

‎‎Julukan “Raja Bongkar” bukan tanpa alasan. Sejak menjabat sebagai Bupati Bekasi pada Februari 2025, Ade Kuswara langsung menggebrak dengan kebijakan tegas menertibkan ribuan bangunan liar di berbagai titik strategis.

‎‎Dalam program besar yang digagas Pemkab Bekasi, sedikitnya lebih dari 1.000 bangunan liar di 100 titik dibongkar, termasuk di kawasan Tambun Selatan, Babelan, Srimahi, dan Cikarang. Langkah ini merupakan bagian dari program penataan ruang dan normalisasi daerah aliran sungai (DAS) yang selama ini menjadi penyebab banjir tahunan di Kabupaten Bekasi.

‎‎“Kalau tidak dibongkar, masalahnya akan terus berulang. Ini bukan soal keras atau tidak, tapi soal keberanian mengambil keputusan demi kepentingan masyarakat banyak,” ujar Ade Kuswara dalam pernyataannya usai penertiban di kawasan Kali Baru, Tambun Selatan.

‎‎Menurutnya, bangunan-bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai bukan hanya merusak tata ruang, tetapi juga mempersempit aliran air dan memperparah banjir. Setelah pembongkaran, Pemkab Bekasi berencana melakukan penataan ulang wilayah agar bisa dimanfaatkan untuk fasilitas publik dan ruang terbuka hijau.

‎‎Tuai Pro-Kontra, Tapi Dapat Dukungan Penuh

‎‎Kebijakan tegas itu tentu memunculkan reaksi beragam. Di satu sisi, banyak warga yang mendukung langkah cepat sang bupati karena dinilai mampu menata ulang wajah Bekasi yang selama ini semrawut. Namun di sisi lain, sebagian masyarakat yang terdampak mengaku belum mendapat kepastian terkait relokasi.

0 Komentar