DRI Clinic juga menjalin kerja sama strategis dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNJ untuk memperkuat integrasi teori dan praktik di bidang neurologi, kedokteran olahraga, dan rehabilitasi fisik. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas penerapan pendekatan neuro recovery di dunia akademik.
6. Kenali Tubuh, Hargai Proses Pemulihan
Acara ini juga menghadirkan para praktisi di bidang olahraga. Dari sisi pelatih kebugaran, Stenly Kusnin, Strategic Advisor Anytime Fitness, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pelatih dan tenaga medis untuk memastikan proses pemulihan berlangsung aman.
“Di Anytime Fitness, kalau ada klien yang pernah cedera, kami akan bertanya mengenai permasalahan sebelumnya, hingga meminta surat rekomendasi dari dokter. Dengan begitu, kami bisa meminimalkan risiko cedera dan memantau progress latihannya. Kalau saat recovery setelah olahraga ada rasa sakit yang tidak hilang, kita harus curiga ada sesuatu yang salah,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga:Jadwal Pertandingan Persika 1951 di Liga 4 Seri 1 Piala Gubernur Jawa Barat 2025Rekomendasi Headset Bluetooth Paling Worth It: Nih Galaxy Buds3 FE Jadi TWS dengan Gemini AI
Sementara itu, Susilo Baskoro dari komunitas Bintaro Loop berbagi perspektif dari sisi pesepeda yang sering mengabaikan tanda-tanda kecil cedera. “Tanda cedera yang sering tidak kita sadari biasanya berkaitan dengan posisi saat bersepeda. Misalnya, tangan mulai sakit dan susah digerakkan, atau leher terasa kaku. Itu sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak seimbang di tubuh kita,” ujarnya.
Rima Melati Adams, sport enthusiast sekaligus Founder @satutempatstudio, menekankan bahwa olahraga seharusnya menjadi perjalanan jangka panjang, bukan tujuan sesaat. Ia mengungkapkan, “Olahraga itu bukan untuk short time, tapi untuk long run. Kita harus pahami tujuan dan motivasi untuk olahraga, yaitu untuk sehat. Kebetulan saya sedang cedera lutut akibat tersandung saat latihan. Saya belajar mendengarkan kondisi tubuh, tapi tetap harus bangkit lagi.”
Menurut Irca, pengalaman-pengalaman tersebut membuktikan bahwa pemulihan bukan sekadar proses fisik, tetapi juga kesadaran diri. “Tubuh selalu memberi tahu apa yang salah. Tugas kita adalah mendengarkan. Kalau kita bisa menghargai proses pemulihan, tubuh akan berterima kasih dengan performa yang lebih baik dan tanpa nyeri berkepanjangan,” tutupnya.