Berikut Daftar 10 Kecamatan Prevalensi Stunting Tertinggi di Karawang, Upaya Ekstra Turunkan Kasus Disiapkan

Ist
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Karawang bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bertema “Publikasi Data Stunting Hasil Identifikasi Faktor Risiko Stunting dari Hasil SSGI Tahun 2024” pada Kamis (23/8/2025).
0 Komentar

“Selain itu, ditemukan pula masalah pada pola pemberian makan, seperti MPASI tidak beragam (66,15 persen) dan usia awal pemberian MPASI yang terlalu dini, yakni sebelum enam bulan,” paparnya.

Kondisi sanitasi dan air bersih juga menjadi perhatian serius. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 80 persen keluarga balita tidak menggunakan air PDAM, dan 76,92 persen menggunakan air isi ulang atau memasak air sendiri tanpa jaminan kebersihan.

“Faktor lingkungan ini jelas turut berpengaruh terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak,” ujar Ridwan.

Baca Juga:Ini Hasil Lengkap Pembahasan Sengketa Musala Warga Vasana Bekasi di Komisi III DPR-RICuaca Ekstrem Terjang Bekasi, Ratusan Rumah Warga di 8 Kecamatan Tercatat Rusak, Ini Daftarnya Titiknya!

Selain itu, identifikasi juga menemukan faktor risiko lain seperti rendahnya angka kunjungan ibu dan anak ke fasilitas kesehatan, penggunaan kontrasepsi hormonal sebesar 78,46 persen, serta rendahnya kecukupan gizi balita dengan angka defisit mencapai 64,62 persen. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan memperkuat potensi terjadinya stunting pada anak.

Melalui kegiatan publikasi ini, TPPS berharap seluruh pihak yang terlibat dapat memperkuat komitmen dan sinergi dalam menurunkan angka stunting di Karawang. Ridwan menegaskan bahwa hasil identifikasi ini akan dijadikan dasar dalam penetapan intervensi spesifik dan sensitif yang lebih terarah.

“Kami ingin program yang dijalankan benar-benar menjawab permasalahan yang ditemukan di lapangan, bukan hanya seremonial,” tegasnya.

Sebagai penutup, Imam Bahanan optimistis Karawang dapat menurunkan angka stunting sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, yakni menjadi 14% persen pada akhir tahun 2025.

“Mudah-mudahan dengan kerja keras bersama, angka stunting bisa kita tekan. Karena keberhasilan menurunkan stunting berarti kita menyelamatkan masa depan generasi Karawang,” pungkasnya. (aufa/mhs)

Laman:

1 2
0 Komentar