KARAWANG,KBEONLINE.ID – Pemerintah Kecamatan Telukjambe Barat terus berupaya mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan lahan sawah di Desa Mekarmulya.
Camat Telukjambe Barat, Rully, mengatakan, pihaknya telah melakukan monitoring ke lahan sawah di Desa Mekarmulya yang mengalami kekeringan tersebut. Kegiatan monitoring ini dilakukan untuk menindaklanjuti laporan para petani yang terdampak kekurangan pasokan air irigasi.
Kegiatan monitoring dilaksanakan bersama Kepala UPTD Pertanian, Kepala Desa Mulyajaya, Kepala Desa Mekarmulya, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta perwakilan kelompok tani. Mereka meninjau langsung kondisi saluran irigasi dan area pertanian yang terdampak.
Baca Juga:Kebakaran Rumah Makan Bakso di Jakpus Diduga Akibat Kebocoran Gas LPG 12 Kg, Pertamina Imbau Warga Waspada!7 Rekomendasi Tempat Wisata di Banjar yang Hits dan Cocok Buat Healing sambil Fofo-foto Instagramable
Ia menjelaskan bahwa hasil asesmen di lapangan menunjukkan petani Desa Mekarmulya berada di posisi terakhir dalam pendistribusian air irigasi. Menurutnya, saluran air menuju Desa Mekarmulya melewati wilayah Desa Mulyajaya yang memiliki banyak pintu air, bak pembagi, serta percabangan.
“Petani di Desa Mekarmulya ini letaknya paling ujung, sehingga distribusi air yang mengalir ke wilayah mereka menjadi paling akhir. Kondisi ini membuat mereka lebih cepat merasakan dampak kekeringan dibanding desa lain,” ujar Rully, Kamis, (23/10).
Selain itu, kata dia, kondisi kekeringan turut dipengaruhi oleh kegiatan turap dari BBWS, perbaikan saluran induk, serta keberadaan beberapa bangunan permanen di atas saluran yang menyebabkan aliran air tidak lancar.
Ia juga menyoroti kurangnya kegiatan kerja bakti di masyarakat yang berakibat pada menumpuknya sedimentasi di saluran air. “Kegiatan kerja bakti jarang dilakukan. Akibatnya, sedimentasi di saluran mencapai sekitar 60 sentimeter,” ungkapnya.
Rully menjelaskan bahwa Desa Mekarmulya sebenarnya memiliki beberapa sumber air alternatif, salah satunya pompanisasi satelit yang saat ini mengalami kerusakan.
“Ada pompanisasi satelit yang bersumber dari dana ADD Desa Mekarmulya. Pompa tersebut mengambil air dari Sungai Cibeet dengan kapasitas delapan inci untuk mengairi sekitar 100 hektare lahan. Namun, saat ini pompa itu perlu diperbaiki karena klahernya jebol,” tuturnya.
Rully menambahkan bahwa di Desa Mekarmulya juga terdapat pula pompanisasi bantuan dari Kementerian Pertanian dengan kapasitas empat inci yang digunakan untuk mengairi lahan seluas sekitar 50 hektare.