KBEonline.id- Hujan Perparah Pencemaran Sawah dan Saluran, Gakkum Terus Selidiki Ceceran Oli Dampak Kebakaran Kaceot.
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup (Ditjen Gakkum KLH) menegaskan masih melakukan pendalaman terhadap pencemaran lingkungan yang terjadi akibat kebakaran di pabrik oli PT Dame Alam Sejahtera (DAS) yang berlokasi di Jalan Raya Proklamasi, Kampung Kaceot, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat.
Kebakaran hebat yang terjadi pada Kamis (23/10) malam hingga Jumat (24/10) pagi tersebut menyebabkan ceceran oli meluas ke saluran air dan area persawahan warga.
Baca Juga:Lebih Sehat Lebih Terukur, Samsung Hadir di JRF 2025 Ajak Pelari Lebih Pintar dengan Galaxy Watch8 SeriesJangan Panik! Begini Cara Mengenali Baterai Smart Key yang Mulai Lemah
Direktur Pengaduan dan Pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup, Ardyanto Nugroho, menyampaikan bahwa setelah menerima pengaduan, pihaknya langsung menurunkan tim pengawas melalui tim pemulihan untuk menelusuri asal-usul, sebaran, serta dampak pencemaran yang terjadi.
“Kami menerima laporan dari masyarakat, lalu segera menurunkan tim ke lokasi untuk memastikan sumber dan dampak pencemaran ini,” ujar Ardy, saat di lokasi, Jumat, (24/10).
Berdasarkan pantauan di lapangan, Tim Gakkum KLH tiba sekitar pukul 17.00 WIB, tim menyusuri jalur limbah dari area pabrik hingga keluar ke saluran air warga. Aliran yang diduga membawa sisa oli terbakar itu terpantau mengarah ke permukiman Kampung Kaceot dan sawah-sawah di sekitarnya.
Hujan yang turun membuat kondisi semakin parah. Cairan pekat sisa kebakaran bercampur air hujan, membentuk lapisan hitam mengilap di permukaan tanah dan saluran air. Bau menyengat tercium di sepanjang jalur pembuangan. Tanaman padi di sawah tampak layu dan tertutup minyak, sementara air di saluran warga berubah warna menjadi hitam pekat.
Ardy menuturkan bahwa dari hasil pengamatan awal, oli terlihat mengalir ke badan air hingga ke area persawahan. Ia mengatakan bahwa KLH akan menghitung kerugian ekonomi serta dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.
“Saya lihat tadi ada oli yang mengalir ke badan air, saya mendapatkan informasi dari tim, bahwa dari badan air itu mengalir ke sawah-sawah. Kami pasti akan kita hitung berapa kerugian valuasi ekonomi nya dari dampak lingkungan yang sudah terjadi,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa pihaknya baru akan melakukan pengambilan sampel air dan tanah pada Sabtu (25/10) untuk diuji di laboratorium, sebagai upaya memastikan tingkat pencemaran yang terjadi.
