Bangunan SMPN 4 Cikarang Barat Amblas Akibat Sering Kebanjiran, Kekurangan Toilet dan Tidak Aman

Banjir
Bangunan SMPN 4 Cikarang Barat Amblas Akibat Sering Kebanjiran.
0 Komentar

KBEonline.id – Kondisi sarana dan prasarana di SMP Negeri 4 Cikarang Barat, Desa Kalijaya, Kecamatan Cikarang Barat, kian memprihatinkan. Sekolah dengan lebih dari 1.000 siswa ini menghadapi berbagai persoalan serius, mulai dari banjir langganan, fondasi bangunan amblas, hingga minimnya fasilitas sanitasi dan keamanan.

Kepala SMPN 4 Cikarang Barat, Deary Ratnaningsih, mengungkapkan halaman sekolah kerap tergenang air setinggi 20 sentimeter setiap kali hujan deras. Kondisi itu diperparah karena posisi sekolah lebih rendah dari area persawahan di sekitarnya dan drainase yang sudah tidak berfungsi.

“Ketika hujan turun, air justru mengalir ke arah sekolah karena drainasenya tidak bagus. Dulu ada saluran pembuangan ke kali, tapi sekarang tertutup bangunan,” ujar Deary Ratnaningsih kepada Cikarang Ekspres, Rabu (29/10).

Baca Juga:Bobotoh Wajib Catat! Jadwal Lengkap Persib Bandung di Bulan November: Tandang ke Bali dan SingapuraPemerintah Kecamatan Karawang Barat Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran PT Dame Kaceot

Akibat genangan tersebut, pondasi bangunan di sisi timur amblas meski telah beberapa kali diperbaiki. Bahkan, empat ruang kelas kini memiliki tiang penyangga yang mulai keropos.

“Masih bisa digunakan, tapi kami cemas,” tuturnya.

Selain ancaman kerusakan bangunan, sekolah juga kekurangan ruang belajar. Terakhir kali mendapat bangunan baru pada 2016, padahal jumlah siswa terus meningkat hingga 1.032 orang. Tahun ini, sekolah terpaksa mengurangi jumlah rombongan belajar dari 11 menjadi 9 kelas karena keterbatasan ruang.

Masalah lain yang tak kalah genting adalah fasilitas sanitasi. Dari kebutuhan sekitar 40 toilet, sekolah hanya memiliki 16 unit, dan hanya 7 toilet yang layak digunakan. “Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas belajar, terutama di musim hujan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, keamanan sekolah juga menjadi sorotan. Tahun ini, laboratorium komputer dua kali dibobol maling. Peralatan seperti komputer dan proyektor hasil bantuan Dinas Pendidikan pun raib.“Pagar di sisi timur pendek dan rawan karena berbatasan dengan sawah serta rawa,” jelasnya.

Pihak sekolah telah mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pendidikan dan Dinas Cipta Karya, serta berharap dukungan dari program CSR perusahaan sekitar. Salah satunya PT FajarPaper yang sebelumnya membantu pembangunan lapangan voli dan meninjau saluran air yang kini tersumbat.

“Kami berharap tahun 2026 nanti rencana pembangunan pagar dan perbaikan drainase bisa terealisasi. Sekolah juga butuh tambahan ruang kelas, WC, serta perbaikan perpustakaan dan laboratorium,” pungkasnya. (Iky)

0 Komentar