KBEONLINE.ID KARAWANG – Danrem 063/Sunan Gunung Jati Resmikan Santri Maung Siliwangi di Pesantren Lestari Alam Qur’ani Indonesia.
Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda ke-97, Danrem 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Inf Hista Sholeh Harahap, S.I.P., M.I.P., M.Han meresmikan program Santri Maung Siliwangi dan Wibawa Nusantara di Pondok Pesantren Lestari Alam Qur’ani Indonesia, Ciranggon, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Selasa (28/10/2025).
Acara ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara TNI dan pesantren dalam membangun karakter generasi muda yang religius, disiplin, dan cinta tanah air. Upacara berlangsung khidmat dengan kehadiran ratusan santri, unsur TNI-Polri, para kiai, dan tokoh masyarakat.
Baca Juga:Ellen Toys Perumnas Karawang, Surga Mainan Favorit Anak-anakBoom Fotocopy Perumnas Karawang, Solusi Cepat dan Lengkap untuk Fotocopy dan Printing
Kolonel Inf Hista Sholeh Harahap menyampaikan bahwa semangat santri adalah cerminan dari nilai-nilai luhur Siliwangi yang berani, tangguh, dan setia terhadap bangsa. Ia menilai pesantren merupakan mitra strategis TNI dalam memperkuat ketahanan nasional dari sisi moral dan spiritual.
“Santri Maung Siliwangi bukan hanya simbol keberanian, tapi juga semangat pengabdian dan keteguhan moral. Kita ingin membentuk generasi yang tidak hanya pandai mengaji, tapi juga siap membela bangsa dan menjaga keutuhan NKRI,” ujar Kolonel Hista dalam sambutannya.
Ia menambahkan, TNI akan terus bersinergi dengan dunia pesantren melalui pembinaan karakter, pelatihan disiplin, serta program ketahanan pangan di lingkungan pondok pesantren. Langkah itu diharapkan mampu memperkuat kemandirian sekaligus menanamkan nilai kebangsaan di kalangan santri.
“Saya sudah instruksikan kepada Dandim 0604/Karawang untuk mendukung pesantren ini lewat program nyata. Karena pesantren adalah benteng moral bangsa, dan dari sinilah akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang berakhlak dan berjiwa nasionalis,” lanjutnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Lestari Alam Qur’ani Indonesia, KH. Muhammad Endang Suratno Wibowo, M.Ed., menegaskan bahwa santri di era digital harus mampu menguasai teknologi tanpa kehilangan jati diri dan ketakwaan.
“Santri hari ini harus bisa berdakwah di dunia digital, menulis kebaikan lewat media, dan menyebarkan nilai Qur’ani dengan cara yang modern. Jangan sampai teknologi mengendalikan kita, justru kitalah yang harus mengendalikan teknologi dengan nilai iman,” tutur KH. Endang.
