“Kami sudah konfirmasi ke perusahaan bahwa busa itu tidak mengandung zat beracun. SOP pengolahan limbah sudah berjalan,” kata Anton.
Ia menyebut perusahaan tersebut merupakan industri pengolahan biang gula, bukan pabrik di wilayah Subang. Keluhan Bau Beberapa warga, kata dia, sebelumnya mengeluhkan adanya bau asam yang muncul saat busa jatuh ke tanah. Namun, bau itu berlangsung singkat.
“Menurut warga, memang ada bau saat kejadian, tetapi setelah terkena air, hilang dan tidak tercium lagi,” kata Anton. Saat mengecek ke lokasi kejadian, kata Anton, keberadaan busa tidak berdampak pada lingkungan perairan, misalnya, tidak menimbulkan kematian pada ikan.
“Jadi, dipastikan tidak menimbulkan dampak berbahaya,” ujar Anton.
Baca Juga:Bayar Cicilan Bisa di Kantor Pos Terdekat, WOM -PT Pos Kerjasama Perluasan Akses Layanan PembiayaanFestival Literasi Purwakarta 2025, Gerakan Membaca Agar Gemar Membaca
Mencemari Sawah dan Sumber Air Warga
Sebelumnya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang akan melakukan asesmen terhadap lahan persawahan yang terdampak pencemaran lingkungan akibat kebakaran pabrik oli bekas milik PT Dame Alam Sejahtera (DAS).
Kepala DPKP Karawang, Rohman, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk memeriksa kondisi lahan yang terkontaminasi.
“Kami akan melakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana dampak pencemaran terhadap lahan pertanian warga,” kata Rohman.
Menurut Rohman, kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan ceceran oli meluas ke saluran air hingga masuk ke area persawahan.
“Ceceran oli ini terbawa air dan masuk ke sawah-sawah warga di sekitar lokasi kebakaran,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, total lahan sawah yang terdampak akibat pencemaran tersebut mencapai empat kotak.
“Dari empat kotak itu, dua kotak ditanami lidah buaya dan dua kotak lainnya merupakan lahan padi,” katanya.
Baca Juga:Wira Tani Karawang: Wisata Edukasi Pertanian Cocok untuk Sekolah dan KeluargaBREAKING NEWS: Wakil Wali Kota Bandung Erwin Diperiksa Kejagung, Begini Penjelasannya!
Rohman memperkirakan, luas total lahan yang terpapar mencapai sekitar 6.000 meter persegi.
“Perkiraannya sekitar enam ribu meter lahan yang terkena dampak langsung,” tuturnya.
Untuk tanaman padi, kata Rohman, kerugian diperkirakan mencapai dua hingga tiga ton gabah. “Dua kotak lahan padi itu kehilangan hasil panen sekitar dua sampai tiga ton,” jelasnya.
DPKP Karawang akan menindaklanjuti hasil asesmen dengan langkah-langkah pemulihan lahan dan pemberian bantuan kepada petani.
