KBEonline.id- Setelah sebelumnya dicap asal gusur, lahan bekas bangunan liar yang digusur di Cikarang Utara uau dijadikan taman hijau oleh DLHK.
Ya- Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bakal memanfaatkan lahan bekas bangunan liar (bangli) menjadi kawasan hijau produktif.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari program penertiban bangunan liar yang dilakukan pemerintah daerah untuk memulihkan fungsi sungai dan mencegah banjir.
Baca Juga:Mau Dapat Hadiah iPhone & Saldo Jutaan Rupiah Tiap Hari? Berikut Link Download DANA 11.11: Main DANA PolyWARNING: Diparkir Saat Lawan Solo, Andrew Jung Siap Meledak di Pertahanan Bali United
Kepala DLH Kabupaten Bekasi, Syafri Donny Sirait, mengatakan penertiban bangunan liar tidak hanya untuk memperindah lingkungan, melainkan untuk mengembalikan fungsi sungai agar berjalan sebagaimana mestinya.
“Bangunan liar menyebabkan penyempitan dan pendangkalan sungai. Ketika debit air meningkat, sungai tidak mampu menampung dan akhirnya menyebabkan banjir,” kata Donny Sirait kepada kbeonline.id Jumat 31 Oktober 2025.
Setelah penertiban dilakukan, lahan kosong hasil pembongkaran bangunan liar akan ditanami pohon-pohon produktif. Selain berfungsi menyerap karbon dan menghasilkan oksigen, penanaman pohon juga bermanfaat untuk mengikat tanah agar tidak longsor.
“Pohon yang kami tanam bukan hanya pohon keras, tapi juga pohon buah seperti mangga dan jambu. Supaya bermanfaat, buahnya nanti bisa dinikmati masyarakat,” ujarnya.
Program penghijauan tersebut sesuai instruksi Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang dan sudah dimulai di kawasan Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, dengan melibatkan berbagai unsur. Sejumlah perusahaan, NGO, penggiat lingkungan, sekolah, hingga ibu-ibu PKK ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, antusias masyarakat sangat tinggi. Banyak perusahaan yang menyumbang bibit pohon dan ikut membantu penanaman. Bahkan sekolah Adiwiyata seperti SMA Negeri 1 Cikarang Pusat juga turun langsung,” tutur Donny.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut dijalankan tanpa menggunakan dana APBD. DLH menggandeng sektor swasta dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam menjaga lingkungan.
Baca Juga:Penampakan Honda Scoopy Kuromi Limited Edition, Lebih Ekspresif dan Trendi, Maunya Gen Z BangetTempat Nongkrong dan Ngopi Instagramable di Purwakarta, Wajib Dikunjungi Saat Malam Hari! 
“Ini program non-APBD. Kami hanya memanfaatkan potensi yang ada dan dukungan perusahaan. Jadi, siapa pun yang bisa berbuat untuk lingkungan, silakan lakukan,” katanya.
Menurut Donny, Kabupaten Bekasi memiliki 18 sungai utama yang menjadi fokus penghijauan dalam dua hingga tiga tahun ke depan. DLH juga bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta II (PJT II), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), universitas, dan kelompok masyarakat lingkungan untuk mempercepat pelaksanaan program tersebut.
