Tulang Punggung Energi Jawa Barat di Bawah Tanah Cilamaya Wetan

SKG Cilamaya
Pekerja di SKG Cilamaya memeriksa indikator tekanan gas.
0 Komentar

Setiap pagi, tim teknisi datang bergantian untuk memeriksa tekanan pada manifold utama. Hasil pembacaan tekanan dan laju alir kemudian dikirim ke ruang kontrol. Di sana, sistem otomatis akan menyesuaikan bukaan valve secara mikro jika terjadi fluktuasi. Di samping itu, ada puluhan petugas yang memeriksa jalur pipa di luar SKG Cilamaya setiap hari.

“Pekerjaan kami seperti mengatur tekanan gas. Terlalu tinggi bisa berbahaya, terlalu rendah bisa memperlambat pasokan. Kalau ada kebocoran, biasanya ada tanda-tanda dari lingkungan sekitar. Namun sampai saat ini, kejadian tersebut belum pernah terjadi,” terang Ghenta.

Di sisi lain kompleks, di ruang kerja yang lebih tenang, Tedi Abadi Yanto, Analyst Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Gas OWJA, sibuk meninjau laporan kegiatan sosial yang masih berkaitan dengan keberadaan fasilitas di SKG Cilamaya.

Baca Juga:Kepala Kankemenag Karawang Buka Musda KKMTs, Momentum Sinergi Antar MadrasahDi Tengah Hujan Rintik, ASN Kemenag Karawang Peringati Sumpah Pemuda ke-97 dengan Khidmat

“Kami sadar, kehadiran infrastruktur energi tak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat sekitar. Karena itu, setiap operasi teknis kami selalu dibarengi dengan program tanggung jawab sosial,” terang Tedi, Rabu (29/10/2025).

Salah satu program yang paling dikenal adalah pendampingan usaha kecil berbasis perempuan lanjut usia di Dusun Kedawung, Kecamatan Banyusari. Dari tahun 2019 hingga 2023, Pertamina Gas OWJA mendampingi Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga melalui program Kawat Cinta. Kelompok perempuan lansia pengolah hasil pertanian, khususnya kencur, jahe merah, dan sereh, ini mengolah hasil tanam menjadi kerupuk dan jamu dengan kualitas produksi yang bermutu serta harga terjangkau.

Program itu mencapai puncaknya pada peringatan Hari Kartini 2022, saat Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Ridwan Kamil memberikan penghargaan kepada Jubaedah (50) yang memimpin KWT Kenanga, atas inovasinya mengolah hasil tanam dan memberdayakan para lansia dalam produksi kerupuk siap jual dengan kemasan modern.

Jubaedah menyebutkan, semua aspek pertumbuhan KWT Kenanga dilandasi dengan upaya Pertamina Gas OWJA. Pada sisi produksi misalnya, ia menerima bantuan untuk pembangunan rumah produksi, lengkap dengan isi dan aspek penunjang lainnya seperti kemasan modern. Produk olahan itu bahkan menarik perhatian Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 dalam kegiatan di Kabupaten Bekasi. Jubaedah masih ingat, produknya disebut sebagai “produk harga murah dengan rasa mewah” oleh orang nomor satu di Indonesia. Ia mendapat pujian sebagai perwakilan dari UMKM di Kabupaten Karawang.

0 Komentar