Sementara itu, Nana (26), warga setempat, mengatakan bahwa banjir kali ini bukan hal baru. Ia menyebut wilayahnya sudah tiga kali kebanjiran sepanjang tahun ini.
“Banjir kiriman dari kota-kota lain. Air naiknya bertahap, tapi kali ini cepat banget,” ujar Nana.
Meski sudah terbiasa menghadapi luapan air, warga tetap siaga. Barang-barang berharga diamankan begitu tanda-tanda banjir mulai terlihat.
Baca Juga:Bobotoh Bahagia, Thom Haye Starter! Ini Starting Line Up Persib Bandung vs Bali UnitedPuluhan Kendaraan Angkutan Barang Terjaring Razia KIR di Jalur Badami–Loji Karawang
“Sekarang udah antisipasi. Dulu pas banjir awal Maret airnya naik malam, gak sempat nyelametin apa-apa. Lemari, kasur, pakaian, semua rusak,” tutur Nana.
Genangan air di wilayah tersebut merendam ratusan rumah dan memaksa sejumlah warga mengungsi. Air juga dilaporkan sulit surut karena aliran kali yang lambat. “Biasanya surutnya lama, tergantung arus air. Kadang bisa sampai seharian lebih,” tambahnya.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat banjir akibat luapan Kali Cikarang telah meluas ke tujuh kecamatan, yakni Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Sukatani, Karangbahagia, dan Cibitung.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, mengatakan sejumlah langkah cepat sudah dilakukan, di antaranya pengiriman pompa air ke Perumahan Arthera Hill Serang Baru, tenda pengungsi ke Desa Sukadanau Cikarang Barat, serta evakuasi dan pemasangan tenda pengungsian di Cikarang Utara.
“Bantuan logistik juga sudah didistribusikan ke lokasi bencana. Tim kami masih di lapangan memantau dan membantu warga,” ujar Dodi.
Hingga Sabtu sore, ketinggian air di beberapa titik masih berkisar 30 hingga 80 sentimeter. BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena curah hujan tinggi masih berpotensi mengguyur wilayah Bekasi dalam beberapa hari ke depan. (Iky)
